TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Semester I Rugi Rp10,34 T, Bos Garuda Janji Segera Optimalkan Kinerja

Garuda pada tahun sebelumnya mencetak laba bersih

Ilustrasi penerbangan (IDN Times/Uni Lubis)

Jakarta, IDN Times - PT Garuda Indonesia Tbk membukukan rugi bersih (unaudited) sebesar US$712,72 juta atau setara Rp10,34 triliun (kurs Rp 14.500 per dollar AS) sepanjang semester I-2020.

Padahal, di periode sama tahun sebelumnya Garuda Indonesia mampu membukukan laba besih sebesar US$24,11 juta atau setara Rp349,5 miliar.

Menanggapi kinerja semester pertama tersebut Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pandemik COVID-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap kinerja Perseroan, di mana dengan adanya pembatasan pergerakan dan penerbangan pada masa pandemi, rata-rata frekuensi penerbangan menurun drastis dari yang sebelumnya melayani lebih dari 400 penerbangan per harinya menjadi hanya berkisar di angka 100 penerbangan per hari.

"Di samping itu, jumlah penumpang juga mengalami penurunan tajam hingga mencapai 90 persen," katanya melalui keterangan resminya, saat dikonfirmasi IDN Times pada Minggu (2/8/2020).

Baca Juga: Duh! Gara-gara Corona 400 Karyawan Garuda Indonesia Rela Pensiun Dini 

1. Akan memperkuat dan mengoptimalkan upaya pemulihan kinerja

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Irfan Setiaputra. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Kendati begitu Irfan memastikan, pihaknya akan terus memperkuat dan mengoptimalkan upaya pemulihan kinerja perseroan di tengah tekanan kinerja imbas pandemik COVID-19.

"Namun demikian kami terus memperkuat langkah pemulihan kinerja seoptimal mungkin agar Perseroan dapat segera rebound dan memperoleh pencapaian kinerja yang semakin membaik. Fokus utama kami adalah mengupayakan perbaikan fundamental Perseroan secara terukur dan berkelanjutan," ujarnya.

2. Berikut upaya yang akan dilakukan Garuda untuk memperbaiki kinerja

Ilustrasi Pesawat milik maskapai Garuda Indonesia IDN Times/Yogie Fadila

Irfan memaparkan upaya kinerja akan dilakukan perseroan secara menyeluruh pada lini bisnis perusahaan, seperti melakukan optimalisasi pendapatan penumpang penerbangan berjadwal, layanan kargo udara hingga penerbangan charter.

"Di samping itu, Perseroan turut menjalankan langkah strategis dari aspek pengelolaan biaya melalui upaya negosiasi biaya sewa pesawat, restrukturisasi utang, hingga implementasi efisiensi di seluruh lini operasional guna menyelaraskan tren supply and demand di masa pandemik ini," kata dia.

Baca Juga: Utang Garuda Indonesia Mencapai Rp32,04 Triliun Per 1 Juli

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya