Restrukturisasi Kredit BRI Turun, Tanda Perekonomian Berangsur Pulih
Banyak debitur BRI yang mulai bangkit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Meski sempat terpuruk akibat pandemik COVID-19, kini kondisi perekonomian masyarakat diklaim berangsur pulih. Beberapa sektor bisnis yang sempat ditutup, seperti usaha kuliner dan penyelenggaraan event, saat ini mulai dibuka kembali dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Selain itu, kebangkitan ekonomi juga terlihat dari sejumlah indikator. Salah satunya adalah tren penurunan jumlah kredit yang direstrukturisasi lembaga perbankan. Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto menjelaskan, nilai restrukturisasi kredit yang disalurkan BRI konsisten menurun sejak September 2020.
Baca Juga: Banjir Jadetabek, BRI Group Salurkan Bantuan Kepada Warga Terdampak
1. Restrukturisasi kredit menurun
Hingga akhir 2020 lalu, ada Rp186,6 triliun pinjaman yang direstrukturisasi BRI. Ratusan triliun kredit yang direstrukturisasi ini berasal dari 2,83 juta debitur. Jumlah ini menurun dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Data menunjukkan, nilai restrukturisasi kredit yang disalurkan BRI konsisten menurun sejak September 2020. Pada September 2020, ada Rp193,7 triliun kredit yang direstrukturisasi BRI. Menurut Agus Sudiarto, hal ini menunjukkan bahwa ada banyak debitur BRI yang kondisi ekonominya mulai bangkit.
“Kondisi ini membuat mereka tak lagi mendapat keringanan atas pembayaran bunga dan pokok pinjaman. BRI berkomitmen melanjutkan pengelolaan restrukturisasi secara baik, dan terus mendorong agar pelaku UMKM bisa segera pulih,” ujar Agus Sudiarto.
Baca Juga: Asosiasi UMKM Apresiasi Peran BRI di Masa Pandemi Covid-19