Kontribusi Besar terhadap Perekonomian, BRI: UMKM Harus Diselamatkan
97 persen jumlah pekerja Indonesia bekerja di sektor UMKM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengatakan bahwa sektor UMKM saat ini berkontribusi terhadap lebih dari 60 persen perekonomian Indonesia. Bahkan 99 persen usaha yang ada di Tanah Air saat ini masuk kategori UMKM.
Dengan porsi yang sangat besar tersebut, 97 persen dari jumlah pekerja Indonesia bekerja di sektor UMKM. Di sisi lain, Amam menjelaskan bahwa sektor UMKM sangat rentan terdampak pandemik atau terimbas negatif dari penerapan kebijakan penanganannya, seperti “diam di rumah” atau pembatasan sosial berskala besar.
Dari data BRI, lebih dari 45 persen UMKM sulit mendapatkan bahan baku dan bahan dasar industri. Sekitar 90 persen dari UMKM dihadapkan pada kenyataan bahwa permintaan pasar terhadap produknya menurun. Sekitar 70 persen UMKM juga menerima pendapatan rendah dan 53 persen mengalami penurunan nilai aset.
“Untuk membuat ekonomi Indonesia selamat, maka UMKM-lah yang harus diselamatkan. Ini upaya stakeholders untuk betul-betul bisa menyelamatkan UMKM,” terang Amam dalam seminar daring Economic Outlook yang diselenggarakan Harian Ekonomi Bisnis Indonesia, Selasa (6/7/2021).
Baca Juga: Serap Aspirasi, Menteri BUMN dan Dirut BRI Kunjungi Pelaku UMKM
1. Ajak semua pihak dalam upaya penyelamatan UMKM
Karena itu, BRI senantiasa mengajak semua pihak dalam upaya penyelamatan UMKM dan tak terlepas dari peran semua pemangku kebijakan pemerintah. Amam menilai bahwa pemerintah berhasil mempertahankan daya beli masyarakat yang membuat permintaan terhadap barang dan jasa tetap tinggi sehingga ekonomi terus berputar dan perbankan bisa masuk menjalankan fungsinya.
Hal itu direspons positif oleh BRI yang konsisten menjalankan strategi business follow stimulus sebelum dan di masa pandemik. BRI mendorong semua stimulus pemerintah yang disalurkan dengan cepat sehingga hal tersebut bisa menumbuhkan dan mempercepat pemulihan perekonomian.
Amam juga menggarisbawahi peran-peran para pemangku kebijakan yang mampu mengerem laju penurunan perekonomian tersebut. Bank Indonesia yang melakukan pelonggaran kuantitatif. Otoritas Jasa Keuangan yang menyokong dengan tiga ketentuan bermanfaat bagi perbankan salah satunya relaksasi restrukturisasi kredit terdampak COVID-19.
“Ini sangat besar pengaruhnya karena bisa menahan risiko pemburukan kredit UMKM yang berjumlah besar,” jelasnya.
Baca Juga: BRI Berdayakan Pengusaha Eceng Gondok Jadi UMKM yang Mendunia