TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Di Tengah Pelemahan Rupiah, Jokowi Klaim Beberapa Keberhasilan Ekonomi

Semoga bukan cuma data ya...

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

Jakarta, IDN Times - Di tengah sorotan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Presiden Joko Widodo menyampaikan beberapa klaim keberhasilan pemerintah dalam sektor ekonomi. Hal itu disampaikannya dalam pidato kenegaraan di gedung DPR, Kamis (8/16). 

Nilai tukar rupiah sendiri saat ini menyentuh titik terendah sejak Oktober 2015. Pada perdagangan Selasa (14/8), Rupiah bahkan sempat melemah di angka Rp16.644 per dolar AS. 

1. Kondisi makro ekonomi dinilai masih stabil

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

Menurut Jokowi, kondisi makro ekonomi dalam negeri saat ini sangat stabil. Kondisi ini dinilai mampu menjadi modal dalam melakukan reformasi struktural untuk peningkatan daya saing ekonomi. 

"Ekonomi kita terus tumbuh di kisaran 5 persen per tahun, di tengah ketidakpastian ekonomi dunia yang sedang berlangsung. Inflasi selalu pada kisaran 3,5 persen," kata Jokowi. 

Menurut dia, ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa untuk menjaga daya beli rakyat. Indikator lainnya adalah realisasi inflasi bulan Juni 2018 yang mampu dijaga pada angka 0,59 persen atau terendah dibandingkan inflasi saat Hari Besar Keagamaan Nasional dalam tujuh tahun terakhir. Angka pengangguran terbuka juga turun menjadi tinggal 5,13 persen pada Februari 2018. 

Baca Juga: 2019, Angka Kemiskinan Ditargetkan Turun Jadi 9,2 Persen

2. Angka kemiskinan terus menurun

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Selain kondisi makro ekonomi, Jokowi juga mengatakan bahwa ada perbaikan dalam kemiskinan. Untuk pertama kalinya, persentase kemiskinan Indonesia turun ke angka satu digit, yaitu menjadi 9,82 persen pada Maret tahun 2018. "Kita sudah berhasil menekan angka kemiskinan dari 28,59 juta atau 11,22 persen pada bulan Maret tahun 2015 menjadi 25,95 juta atau 9,82 persen pada Maret tahun 2018."

Untuk memberikan jaminan perlindungan bagi keluarga miskin, pemerintah, kata Jokowi, juga memperluas Program Keluarga Harapan (PKH). Jumlah peneriman PKH yang pada tahun 2014 masih 2,7 juta keluarga meningkat menjadi hampir 6 juta keluarga pada tahun 2016. "Secara bertahap meningkat hingga 10 juta keluarga pada tahun 2018," ujarnya.

Selain itu, jumlah Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN telah ditingkatkan secara bertahap, dari 86,4 juta jiwa pada tahun 2014 menjadi 92,4 juta jiwa pada bulan Mei tahun 2018. "Total kepesertaan BPJS Kesehatan sendiri telah mencapai lebih dari 199 juta orang dan akan terus ditingkatkan."

Baca Juga: Mensos: Angka Kemiskinan di Indonesia Masih Fluktuatif

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya