TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Krisis Ekonomi Suriah kian Parah, PBB Minta Bantuan Donatur

Inflasi di Suriah meningkat tajam

bendera Suriah (pexels.com/Engin Akyurt)

Jakarta, IDN Times - Utusan khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, mendesak para donatur untuk tidak memotong dana mereka di tengah krisis ekonomi yang melanda negara tersebut. Hal itu disampaikan usai pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad.

“Situasi di Suriah menjadi lebih buruk dibandingkan situasi ekonomi pada puncak konflik,” kata Pedersen kepada wartawan di Damaskus pada Minggu (10/9/2023), dikutip Associated Press.

“Kami tidak dapat menerima bahwa pendanaan untuk Suriah berkurang sementara kebutuhan kemanusiaan meningkat,” tambahnya.

Keputusan Presiden Suriah Bashar Assad bulan lalu untuk melipatgandakan gaji dan pensiun di sektor publik telah meningkatkan inflasi di negara yang dilanda perang berkepanjangan itu. Di sejumlah wilayah, warga melakukan aksi protes yang menyerukan lengsernya Assad, mirip dengan awal pemberontakan Suriah pada 2011.

Baca Juga: PBB Akhirnya Lanjutkan Pengiriman Bantuan ke Zona Pemberontak Suriah  

Baca Juga: Suriah Bergabung Kembali ke Liga Arab 

1. Pemerintah juga mencabut subsidi bahan bakar

Di samping melipatgandakan gaji dan pensiun di sektor publik, pemerintah juga mencabut subsidi bahan bakar dalam upayanya untuk meningkatkan perekonomian negara.

Mengutip BBC, Perdana Menteri Suriah Hussein Arnous sempat mengatakan pemotongan subsidi bahan bakar akan memastikan keluarga miskin mendapatkan manfaatnya, mengurangi defisit anggaran dan membantu menstabilkan pound Suriah.

Namun, para ekonom menyebut bahwa pemerintah tidak mampu mempertahankan subsidi. Mereka juga memperingatkan bahwa kenaikan gaji di sektor publik kemungkinan akan semakin meningkatkan inflasi dan depresiasi pound Suriah.

Para pejabat menyalahkan krisis ekonomi dan kesulitan yang dialami warga Suriah diakibatkan oleh sanksi ketat Amerika Serikat (AS) pada 2019, yang menargetkan orang atau entitas asing yang berusaha memberikan dukungan kepada pemerintahan Assad. Namun AS mengatakan tindakan tersebut tidak mempengaruhi bantuan kemanusiaan.

2. Sebanyak 90 persen warga Suriah hidup dalam kemiskinan

PBB memperkirakan 90 persen warga Suriah di wilayah yang dikuasai pemerintah hidup dalam kemiskinan. Lebih dari 15 juta orang, atau 70 persen dari populasi negara itu, membutuhkan bantuan kemanusiaan, sementara 12,1 juta lainnya dianggap rawan pangan.

Akibat berkurangnya bantuan dana internasional, badan-badan PBB telah memotong program-programnya karena pemotongan anggaran selama bertahun-tahun.

Badan tersebut memperkirakan sekitar 300 ribu warga sipil tewas selama dekade pertama pemberontakan, sementara setengah dari 23 juta penduduk sebelum perang telah menjadi pengungsi.

Baca Juga: Menlu Arab Saudi Kunjungi Suriah, Mulai Akur?

Verified Writer

Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya