TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Langkah Indonesia Capai Emisi Nol Bersih di Tahun 2060

DBS Group Research paparkan laporan ‘Indonesia Energy SparX'

Heru Hatman dan William Simadiputra (dok. DBS Indonesia)

Indonesia memiliki target untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060. Meski dinilai ambisius karena banyaknya jumlah pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, studi oleh International Energy Agency (IEA) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa Indonesia dapat mencapainya dengan pengadaan sumber daya energi terbarukan, elektrifikasi efisiensi energi, dan interkoneksi jaringan.

Bagaimana langkah-langkahnya? Simak penjelasan di bawah ini, ya!

Baca Juga: Keren! Fitur LiveBetter dari DBS Indonesia Ajak Buat Hidup Lebih Baik 

1. Pemerintah telah siapkan rencana RUPTL 2021-2030

Heru Hatman, Executive Director Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia (dok. DBS Indonesia)

Sebagai langkah awal, pemerintah telah menyiapkan rencana dekarbonisasi secara konkret melalui Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) sepanjang tahun 2021 hingga 2030 dan menjadi RUPTL terhijau sepanjang sejarah.

Tidak sampai di situ, pemerintah juga berkomitmen untuk mewujudkan proyek pembangkit listrik 35GW (gigawatt) dengan beberapa penyesuaian seperti target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 dan rencana penutupan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. 

Hal tersebut adalah langkah penting untuk menciptakan emisi nol bersih. Tapi gak berhenti di situ saja, ada langkah penting selanjutnya yang perlu ditempuh. Apa itu? Keep scrolling!

2. Emisi nol bersih dan transisi energi konvensional ke terbarukan adalah tolok ukur dekarbonasi

William Simadiputra, Senior Equity Researcher DBS Group (dok. DBS Indonesia)

Senior Equity Researcher DBS Group, William Simadiputra mengatakan bahwa emisi nol bersih merupakan tolak ukur dekarbonisasi yang patut dicapai secara kolektif sehingga tidak menambahkan emisi baru di atmosfer.

William Simadiputra melanjutkan bahwa ada tiga syarat transisi untuk mewujudkan transisi energi konvensional ke terbarukan, yaitu terwujudnya energi bersih dan elektrifikasi, penggunaan bahan new age dan mineral baterai, serta terciptanya ekonomi sirkular dan efisiensi energi.

“Kolaborasi berbagai pihak merupakan kunci untuk mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan Indonesia bebas emisi karbon pada tahun 2060 dan mewujudkan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang,” jelas William. 

3. Rencana penambahan kapasitas pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT)

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Kunardy Lie, dan Direktur Utama Indika Multi Property (IMP) Leonardus Herwindo berfoto bersama penandatanganan nota kesepahaman antara PT Bank DBS Indonesia dan Indika Energy dalam mendukung transisi energi nasional pada 2022 lalu (dok. DBS Indonesia)

Oh iya, guys, kamu juga perlu tahu nih kalau Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga berkomitmen untuk menambahkan kapasitas pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 40,6GW pada tahun 2030.

Nantinya, 50 persen pembangkit EBT tersebut akan terdiri dari komponen terbarukan, yaitu 26 persen energi hydro, 12 persel solar, 8 persen energi panas bumi atau geothermal, 4 persen energi terbarukan lainnya, dan 2 persen campuran energi terbarukan lainnya dan gas.

Namun, untuk membuat itu terealisasi tentu dihadapkan berbagai tantangan yang gak mudah. Beberapa di antaranya kamu bisa cek di poin berikutnya di bawah ini.

Baca Juga: Manulife dan Bank DBS Luncurkan Asuransi untuk Perencanaan Peninggalan Berharga

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya