TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Inflasi Selandia Baru Tembus 7,3 Persen, Tertinggi sejak 3 Dekade

Inflasi naik dari 6,9 persen menjadi 7,3 persen

Gubernur Bank Sentral Selandia Baru, Adrian Orr, saat menyampaikan kebijakan moneter pada November 2020 (twitter.com/ReserveBankofNZ)

Jakarta, IDN Times - Inflasi di Selandia Baru pada bulan Juni telah mencapai angka 7,3 persen. Laju inflasi tersebut merupakan level tertinggi yang pernah dialami oleh Selandia Baru selama tiga dekade terakhir. Masyarakat di Selandia Baru kini menghadapi tantangan baru seiring dengan meningkatnya harga bahan pangan pokok, bensin, dan perumahan.

Pemerintah Selandia Baru merilis indeks harga konsumen pada kuartal kedua di tahun 2022. Inflasi naik dari 6,9 persen menjadi 7,3 persen, harga sejumlah bahan pangan pokok naik 1,3 persen dan harga transportasi juga melambung 2,3 persen.

Baca Juga: Inflasi AS Kerek Euro Jatuh ke Level Terendah sejak 2002

Baca Juga: Zulhas: Kalau Orang Uangnya Banyak, Gak Begitu Marah Inflasi Naik pun

1. Sektor rumah tangga dan transportasi sumbang angka inflasi di Selandia Baru

Ilustrasi bendera Selandia Baru berkibar di depan gedung parlemen (Xin Hua/Guo Lei)

Bank-bank besar, termasuk ANZ dan Reserve Bank sebelumnya memang memperkirakan inflasi akan mencapai 7 persen atau 7,1 persen. Infometrics bahkan memperkirakan laju inflasi mencapai 7,3 persen. Inflasi tersebut merupakan tertinggi sejak Juni 1990.

Sektor perumahan dan kebutuhan rumah tangga menjadi kontributor utama inflasi di Selandia Baru. Pendorong utama inflasi tak lain adalah lonjakan sebesar 18 persen terkait biaya konstruksi sehingga ikut menaikkan harga sewa perumahan.

“Masalah rantai pasokan, biaya tenaga kerja, dan permintaan yang lebih tinggi terus mendorong biaya pembangunan rumah baru,” kata Jason Attewell, manajer umum Badan Pusat Statistik Selandia Baru seperti dikutip dari The Guardian, Senin (18/7/2022).

Baca Juga: Inflasi AS Juni 2022 Meroket ke 9,1 Persen, Rekor Tertinggi Sejak 1981

2. Bank Sentral Selandia Baru coba tekan laju inflasi

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, ketika mengumumkan kasus COVID-19 di Selandia Baru. (Instagram.com/jacindaardern)

Kontributor terbesar inflasi berikutnya adalah sektor transportasi, dengan kenaikan tahunan sebesar 32 persen untuk harga bensin dan kenaikan 74 persen untuk harga solar. Ekonom memperkirakan jika harga sejumlah bahan pangan pokok, energi dan sektor transportasi akan terus melonjak. Pemerintah diharapkan mengambil langkah fiskal yang tepat untuk mengantisipasi lonjakan inflasi yang kian mengkhawatirkan.

Bank Sentral Selandia Baru juga berada di bawah tekanan untuk mencoba tetap mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi, termasuk menaikkan suku bunga resmi lebih lanjut pada pertemuan dewan yang akan berlangsung oada akhir Juli ini.

“Kekuatan angka inflasi hari ini memberi kita jeda untuk memikirkan apakah kenaikan 75 basis poin, seperti yang dilakukan AS dan Kanada baru-baru ini, mungkin akan terjadi di sini di Selandia Baru,” kata ekonom Infometrics, Brad Olsen. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya