Beras dan Rokok Jadi Memperburuk Garis Kemiskinan di RI
Secara persentase, kontribusinya mencapai di atas 10 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Beras dan rokok menjadi komoditas yang memberi sumbangan besar terhadap kenaikan garis kemiskinan di Indonesia pada September 2020.
Garis kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan nonmakanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
Seberapa besar kontribusi beras dan rokok di garis kemiskinan?
Baca Juga: Gegara COVID-19, Penduduk Miskin RI Naik Jadi 27,55 Juta Orang di 2020
1. Kontribusi terbesar di kelompok makanan
Pada kelompok makanan, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas beras memberi kontribusi sebesar 16,58 persen di perkotaan dan 21,89 persen di perdesaan. Sementara rokok kretek filter berkontribusi sebesar 13,50 persen di perkotaan dan 11,85 persen di perdesaan.
Di bawah komoditas tersebut, ada telur ayam ras dan daging ayam ras yang kontribusinya tidak sampai 4 persen.
"Dengan melihat angka ini kita harus melihat perhatian ekstra supaya komoditas pangan seperti beras dan sebagainya tidak mengalami fluktuasi (harga)," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (15/2/2021).
Baca Juga: Ma’ruf Amin: Sektor Perumahan Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional
Sementara itu, pada kelompok bukan makanan, perumahan memberi kontribus sebesar 8,32 persen di perkotaan dan 7,72 persen di perdesaan. Setelah itu, ada bensin yang kontribusinya 3,84 persen (perkotaan) dan 2,98 persen (perdesaan). Di bawah dua komditas tersebut, ada listrik yang kontribusinya 2,85 persen (perkotaan) dan 1,74 persen (perdesaan.
Baca Juga: Jurus Kemensos Redam Kenaikan Kemiskinan Dampak Pandemik COVID-19