TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Digitalisasi, Upaya Strategis Dorong Performa UMKM di Masa Pandemik

UMKM harus melek digital dan mau beradaptasi

Ilustrasi transaksi nontunai (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 menghantam hampir seluruh sektor ekonomi, tidak terkecuali usaha kecil. Hal itu tidak hanya terjadi di negara lain, melainkan juga di Indonesia.

CEO TEGUK, Maulana Hakim mengungkapkan, pandemik COVID-19 yang pertama kali melanda Indonesia pada Maret 2020, ikut berimbas pada bisnisnya. Saat itu, dirinya sempat optimistis bahwa wabah tersebut akan cepat berakhir.

"Di awal-awal sangat berat ya. Kita ingat di awal pandemik sempat berpikir pasti akan selesai. Tapi lama-lama kita lihat, ini kapan berakhirnya?" ujarnya dalam diskusi "ShopeePay Talk: ShopeePay 12.12 Birthday Deals", yang digelar secara virtual, Kamis (25/11/2021).

Melihat kondisi tersebut, Maulana langsung bergerak cepat. Salah satunya adalah dengan melakukan adaptasi terhadap perilaku konsumen.

Di masa pandemik, pihaknya menyadari bahwa konsumen mulai sering melakukan pembelian secara online serta melakukan pembayaran non tunai. Hal ini juga didukung dengan adanya pembatasan kegiatan di masa pandemik.

"(Transaksi) online dan pembayaran cashless akan menjadi behaviour yang suistain ke depan," tuturnya.

Baca Juga: Cerita Kevin Naftali Sukses Bawa Brand Lokal Kevas Co Mendunia

Baca Juga: Jos! Ekonomi Digital RI Tumbuh Jadi US$70 Miliar di 2021

1. Peran digital sangat mendukung UMKM

Ilustrasi transaksi digital. (IDN Times/Aditya Pratama)

Perubahan perilaku konsumen yang terjadi selama masa pandemik diamini oleh Penggiat Brand Lokal, Arto Biantoro. Dia menuturkan bahwa peran digital sangat mendukung konsumen untuk memenuhi kebutuhannya tanpa khawatir harus keluar rumah.

Di sisi lain, digitalisasi memegang peranan penting bagi UMKM yang mau berdaptasi di masa pandemik. "Kita bicara bagaimana adaptasi, inovasi, menjadi suatu keharusan baik setelah pandemik maupun sebelum pandemik," ucap Arto.

Menurut Arto, masih banyak UMKM yang belum menyadari pentingnya digitalisasi untuk masa depan. Hal itu membuat banyak UMKM berguguran di masa pandemik lantaran tak mau beradaptasi.

"Kita harus punya mindset bahwa di luar sana banyak cara atau strategi untuk mengembangkan bisnis kita. Kita harus melek digital. Dulu kita masih ada perdebatan online versus offline. Kalau sekarang harusnya udah ga ada tuh, karena sekarang saling membutuhkan," Arto menambahkan.

2. UMKM harus mau berkolaborasi

Seorang fotografer memotret produk UMKM di Semarang, Jawa Tengah, 15 Agustus 2020. Para pelaku UMKM bertransformasi digital terhadap produk pada masa pandemik COVID-19 sehingga berdaya saing ditingkat global dan meningkatkan penjualan mereka. (IDN Times/Dhana Kencana)

Selain harus melek digital, lanjut Arto, UMKM juga harus memiliki perencanaan jangka panjang yang baik. Para pelaku usaha di sektor ini juga diminta untuk berkolaborasi dengan bisnis lainnya. Menurut Arto, hal itu penting dilakukan mengingat tren bisnis bergerak begitu cepat.

"Sekarang enggak ada era kompetisi lagi, harusnya era kolaborasi," paparnya.

Baca Juga: Cara Mudah Tingkatkan Penjualan Lewat Kampus UMKM Ekspor Shopee

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya