Menkeu Sri Mulyani: Dampak Virus Corona Lebih Parah dari Krisis 2008
Dampak terhadap pasar keuangan cukup dalam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani tak memungkiri dampak virus corona (COVID-19) terhadap perekonomian negeri. Ia bahkan menyebut COVID-19 lebih parah dibanding krisis 2008.
Hal itu juga tercermin dari banyaknya arus modal (capital outflow) yang keluar dari Indonesia. Sri Mulyani mengungkapkan sepanjang Januari-Maret 2020 terjadi arus modal keluar dari pasar keuangan Indonesia yang mencapai Rp145,28 triliun.
"Negara berkembang mengalami arus modal keluar yang masif," ujarnya dalam video conference, Senin (11/5).
Baca Juga: BI Tekankan Kondisi Saat Ini Berbeda dengan Krisis 1998 dan 2008
Sebagai perbandingan, kala krisis keuangan global 2008-2009, arus modal keluar tercatat sebesar Rp67,9 triliun dan saat taper tantrum 2013 sebesar Rp36 triliun. Perbedaan yang cukup mencolok tersebut menjadi perhatian bagi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
"Maka periode Januari-Maret lalu yang keluar Rp145,2 triliun adalah lebih dari dua kali lipat dari guncangan krisis global," tutur dia.
1. Arus modal keluar lebih besar dibanding krisis 2008 dan taper tantrum 2013
Baca Juga: Chatib Basri Sebut Krisis 2008 Lebih Mudah Dibanding Dampak COVID-19