Naik, Utang Luar Negeri Indonesia Rp5.600 Triliun
ULN Indonesia diklaim tetap terkendali
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2020 sebesar US$400,2 miliar atau setara Rp5.600 triliun (kurs Rp14 ribu). Utang tersebut terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$192,4 miliar, dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$207,8 miliar.
ULN Indonesia tersebut tumbuh 2,9 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2020 sebesar 0,6 persen (yoy).
"Hal itu disebabkan oleh peningkatan ULN publik di tengah perlambatan pertumbuhan ULN swasta," kata Kepala Departmen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, dalam keterangan resminya, Senin (15/5).
Baca Juga: Utang Luar Negeri RI Tembus Rp6.357 Triliun
1. Usai kontraksi, ULN pemerintah meningkat
Posisi ULN pemerintah pada akhir April 2020 tercatat sebesar 189,7 miliar dolar AS atau tumbuh 1,6 persen (yoy), berbalik dari kondisi bulan sebelumnya yang terkontraksi 3,6 persen (yoy). Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh arus modal masuk pada Surat Berharga Negara (SBN), dan penerbitan Global Bonds Pemerintah sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan pembiayaan, termasuk dalam rangka penanganan wabah COVID-19.
"Pengelolaan ULN pemerintah dilakukan secara hati-hati dan akuntabel, untuk mendukung belanja prioritas yang saat ini dititikberatkan pada upaya penanganan wabah COVID-19 dan stimulus ekonomi," ucap Onny.
Adapun sektor prioritas tersebut mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,3 persen dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,4 persen), sektor jasa pendidikan (16,2 persen), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,8 persen), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,6 persen).
Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Triwulan I 2020 Mencapai Rp5.800 Triliun