TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

RI-Malaysia Kompak Perangi Kampanye Negatif Sawit

Kampanye negatif sawit kian masif

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. (IDN Times/Sunariyah)

Jakarta, IDN Times - Dewan Negara-negara Produsen Sawit atau Council Palm Oil Producing Countries (CPOPC) menggelar Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi atau Senior Officials Meeting (SOM) Ke-22 dalam format hybrid, Kamis (21/10/2021).

Tujuan utama pertemuan adalah meninjau dan mengevaluasi capaian kegiatan utama serta merumuskan langkah-langkah penting untuk lebih memperkuat kerja sama di antara negara-negara anggota CPOPC.

Dalam kesempatan itu, Deputi Menteri Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengatakan bahwa pertumbuhan permintaan minyak sawit dan kenaikan minyak sawit secara umum mengalami tren positif. 

"Namun demikian, negara produsen mengantisipasi kemungkinan siklus harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) melalui peningkatan konsumsi domestik sebagai bagian dari alat manajemen permintaan," ujarnya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (23/10/2021). 

"Pengelolaan harga minyak sawit berkelanjutan dapat dicapai dengan penerapan program biodiesel," sambung dia. 

Baca Juga: Harga TBS Sawit Naik, Buat Daya Beli Minyak Goreng di Palembang Turun

1. Indonesia siap lawan kampanye negatif sawit

Ilustrasi Kelapa Sawit (IDN Times/Sunariyah)

Musdhalifah menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kampanye negatif terhadap minyak sawit yang semakin masif. Upaya penolakan terhadap sawit itu juga didorong dengan dikeluarkannya berbagai kebijakan dan regulasi yang menghambat produksi dan perdagangan minyak sawit khususnya di Uni Eropa.

"Berkaitan dengan itu, CPOPC perlu memberikan perhatian serius dan merumuskan strategi yang lebih efektif bagi negara-negara produsen minyak sawit untuk menjawab tantangan tersebut," ucap dia.

2. Malaysia juga ingin perangi kampanye negatif sawit

Ilustrasi Malaysia (IDN Times/Santi Dewi)

Sementara itu, Sekretaris Jenderal, Kementerian Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Datuk Ravi Muthayah, menyambut baik kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sejak Juni 2020.

Namun, Ravi mengaku prihatin dengan serangan terhadap sawit yang masih masif. 

Ravi pun meminta CPOPC untuk melipatgandakan upaya dalam memberikan narasi yang lebih kuat untuk memerangi kampanye negatif.

"Negara-negara penghasil minyak sawit tidak boleh berpuas diri dan lengah dengan kompetitor. Menjunjung tinggi keberlanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) sangat penting yang didukung oleh pemikiran atau penelitian yang ofensif untuk membandingkan minyak sawit dengan minyak nabati lainnya," jelas dia.

3. Tekankan pentingnya gabung CPOPC

Ilustrasi Perkebunan Kelapa Sawit (IDN Times/Sunariyah)

Vice Minister of Agricultural Affairs, Kolombia, Juan Gonzalo Botero, yang hadir secara daring menyampaikan pentingnya bergabung dengan CPOPC untuk mempromosikan kerja sama dalam hal penelitian, produksi dan komersialisasi minyak sawit di seluruh dunia. 

Sementara, High Commissioner Ghana untuk Malaysia, Akua Sekyiwa Ahenkora juga menyoroti keuntungan untuk terus mempromosikan manfaat kesehatan dari minyak kelapa sawit, keberlanjutan industri dan atribusinya terhadap SDGs dari PBB dan dukungan untuk peningkatan kapasitas petani kecil. 

Baca Juga: Bertemu Dubes Uni Eropa, Moeldoko Bahas Ekonomi Hijau Hingga Sawit

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya