Sri Mulyani Blak-blakan soal Alasan Pemerintah Berutang
Utang kerap jadi polemik di masyarakat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani buka suara soal banyaknya kritik terhadap utang yang dilakukan oleh pemerintah. Menurutnya, pembahasan terkait utang sangatlah luas, tapi utang tidak perlu dianggap negatif secara berlebihan.
"Ya kalau harus (utang), ya tidak harus. Harus ini seolah-olah sebagai kewajiban. Tapi Anda sebagai Menteri Keuangan pembahasan utang dimensinya macem-macem ada yang menganggap utang haram, lalu riba, ada yang benci utang, ada yang tidak bisa menerima seolah-olah mengkhawatirkan," kata dalam live Instagram 'Sabtu Bersama Menkeu', Sabtu (18/7/2020).
Baca Juga: Pemerintah Tambah Utang Baru Rp360,7 Triliun hingga Mei 2020
1. Utang dilakukan dengan pertimbangan yang bijak
Sri Mulyani menuturkan, kebijakan pemerintah untuk menarik utang dilakukan dengan pertimbangan yang bijak. Keputusan itu tentu juga melihat aspek kemampuan negara dalam memenuhi prioirtas dan target pemerintah dalam pembangunan serta kesejahteraan masyarakat.
"Ya utangnya untuk apa dulu. Kalau untuk infrastruktur, itu agar anak-anak bisa sekolah dengan baik, supaya menjadi generasi yang produktif, itu ga maslaah (utang)," tutur dia.
Baca Juga: Dalam Setahun, Utang Pemerintah Naik Rp422,7 Triliun