TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sri Mulyani Ungkap Ada 7 BUMN Tekor Selama 2018

Padahal BUMN tersebut sudah disuntik negara lewat PMN

Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI. Rapat ini fokus membahas soal penyertaan modal negara. Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani menyampaikan tren kinerja keuangan Badan Usaha Milik Negara penerima PMN sepanjang 2015-2018. 

"Kami menyampaikan BUMN yang laba dan rugi," ujarnya di Ruang Rapat Komisi XI, Jakarta, Senin (2/12).

Baca Juga: [BREAKING] Erick Thohir Sebut PLN Dapat Suntikan Modal Rp35,1 Triliun

1. Sepanjang 2018, ada 7 BUMN yang alam kerugian meski sudah disuntik pemerintah lewat PMN

Gedung BUMN. (IDN Times/Indiana Malia)

Sri Mulyani menyampaikan, tujuh BUMN tersebut yakni PT Dok Kodja Bahari, PT Sang Hyang Seri, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Pertani, Perum Bulog dan PT Krakatau Steel. 

"Total ada tujuh yang rugi dan laba 34 selama 2018," ungkapnya.

2. Penyebab kerugian BUMN mulai dari beban keuangan hingga beban administrasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani. IDN Times/Hana Adi Perdana

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, ketujuh BUMN tersebut mengalami kerugian yang berbeda-beda. Sebut saja PT Krakatau Steel yang merugi akibat beban keuangan selama konstruksi. 

Sementara itu, PT PAL merugi karena meningkatnya beban lain-lain hingga 3 kali lipat akibat kerugian nilai tukar dan kerugian entitas asosiasi. "Sedangkan Bulog terdapat kelebihan pengakuan pendapatan atas penyaluran rastra sehingga Bulog harus melakukan pembebanan koreksi pendapatan di 2018," tuturnya. 

Sementara itu PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani mengalami kerugian akibat inefisiensi bisnis. PT DI mengalami kerugian akibat adanya pembatalan kontrak dan order yang tidak mencapai target.

"Sedangkan PT Dok Kodja Bahari merugi akibat beban administrasi dan umum yang terlalu tinggi yakni 58 persen dari pendapatan," tuturnya.

Baca Juga: Erick Thohir Sebut 2 BUMN yang Dapat Suntikan Modal Terbesar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya