5 Cara Garuda Tekan Kerugian Sekaligus Tingkatkan Pendapatan
Dibandingkan tahun lalu, kerugian semester 1 berkurang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berhasil membukukan pendapatan operasional pada semester 1 2018 sebesar US$1,998 miliar. Tak hanya itu, Garuda juga berhasil menekan kerugian hingga 60 persen.
Semeseter 1 2017, Garuda tercatat merugi hingga US$284 juta. Di tahun 2018 periode sama, kerugian bisa ditekan menjadi US$114 juta.
Bagaimana cara Garuda bisa mencatatkan angka tersebut? Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury memaparkan 5 strateginya.
1. Mengonsolidasikan dan mengoptimalkan aset strategis
Strategi pertama Garuda adalah dengan menaikkan utilisasi atau pemanfaatan serta melakukan negosiasi ulang aircraft serta beberapa kontrak lainnya terkait pesawat. “Utilisasi di first half 2017 adalah 9 jam 26 menit. Saat ini, di first half 2018 bisa 9 jam 40 menit," kata dia.
Cara kedua pada strategi ini adalah dengan mengurangi jumlah rute yang dinilai tak menguntungkan. Dia mengungkapkan, ada 22 rute tidak menguntungkan di semester 1 tahun 2017. "Kini tinggal 11 rute. Kami lakukan pengurangan rute dengan cara restrukturisasi rute, mengubah rute, menutup rute, lalu kemudian kita imbangi dengan buka rute,” kata Pahala saar ditemui di Kebon Sirih, Jakarta, Senin (30/7).
Sejumlah rute baru yang dibuka diantaranya adalah rute Denpasar – Xi’an, Denpasar – Zhengzhou, Makassar – Palembang, Jakarta – Sorong hingga Mumbai – Denpasar. Dengan demikian saat ini Garuda Indonesia melayani penerbangan ke lebih dari 90 destinasi terdiri dari 22 destinasi internasional dan 68 destinasi domestik.
Baca Juga: 10 Maskapai Terbaik di Dunia, Garuda Indonesia Jadi Salah Satunya
Baca Juga: Ini Kisah Captain Pilot Perempuan Pertama di Garuda Indonesia, Ida Fiqriah
Baca Juga: Garuda Indonesia Tekan Kerugian Hingga US$114 Juta