Apindo: Orang Malas Investasi Padat Karya karena Masalah Tenaga Kerja
Banyak yang memilih investasi padat modal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani kini para investor sudah malas berinvestasi di sektor padat karya dan memilih investasi di sektor padat modal. Hal ini tidak terlepas dari masalah ketenagkerjaan yang ada di Indonesia.
"Orang sudah malas kalau investasi di Indonesia yang namanya menyangkut penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar itu sudah males banget," kata Hariyadi dalam diskusi dengan Forum Pemred terkait UU Cipta Kerja, Kamis malam (15/10/2020),
Ia menyebut tren investasi belakangan ini adalah di bidang jasa. "Kalau manufaktur nilai tambahnya tinggi, ini drop semua," imbuhnya.
1. Investasi padat karya mulai turun karena masalah pekerja
Masalah turunnya investasi padat karya tidak terlepas dari permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. Menurut Hariyadi hal ini karena upah pekerja di Indonesia yang tinggi dibanding negara lain. Mirisnya, hal itu dilengkapi dengan tingkat produktivitas yang rendah.
Berdasarkan data dari yang diterimanya dari JETRO (Japan External Trade Organization), ada 1.800 perusahaan Jepang di Indonesia menyatakan masalah utamanya di ketenagakerjaan yaitu peningkatan upah.
"Bahwa kenaikan upah yang sangat signifikan tahun ke tahun jadi pertimbangan bagi perusahaan kita untuk ekspansi yang menyerap tenaga kerja besar," kata Hariyadi.
Baca Juga: Hadapi Bonus Demografi, Pengamat: RUU Cipta Kerja Bisa Beri Peluang