Awas Bumerang, Bonus Demografi Indonesia Bisa Jadi Beban Demografi
Jika investasi rendah drop terus dan kemiskinan naik terus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani memperingatkan bonus demografi Indonesia yang diperkirakan terjadi pada 2034 bisa berubah menjadi beban demografi. Beban demografi bisa terjadi karena angka kemiskinan yang semakin bertambah dan rendahnya investasi yang masuk ke Indonesia.
"Kalau diteruskan yang terjadi bukan kita dapat bonus demografi tapi akan mendapat beban demografi," kata Hariyadi dalam diskusi dengan Forum Pemred terkait UU Cipta Kerja, Kamis malam (15/10/2020),
Kenapa demikian? Berikut penjelasan Hariyadi.
1. Rendahnya kualitas investasi di Indonesia
Pertama adalah masalah investasi di Indonesia dilihat dari perbandingannya terhadap penyerapaan tenaga kerja. Dengan peningkatan nilai investasi, penyerapan tenaga kerja justru menurun.
Misalnya pada 2010 saat nilai investasi Indonesia masih sekitar Rp206 triliun, rasio penyerapan tenaga kerja adalah 5.014 orang per Rp1 triliun. Lalu di 2013, di mana investasi yang masuk ke Indonesia Rp393,8 triliun namun rasio penyerapan tenaga kerjanya 4.571 orang per Rp1 triliun.
"Yang kita baca, investasi yang masuk padat modal semua. Padat karya sudah tersingkir," ujarnya.
Baca Juga: Strategi Bappenas Tingkatkan Kualitas Pekerja Hadapi Bonus Demografi