Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka melemah meninggalkan level 4.900. Berdasarkan pantauan IDN Times dari IDX, hingga pukul 09.15, IHSG bergerak menjauh hingga berada di level 4.854
Sementara saham-saham LQ45 bergerak turun 1,97 persen menjadi 749,557. IDX30 melemah 2,06 persen menjadi 409,532.
Adapun IDX80 turun 1,62 persen menjadi 106,051. IDXV30 turun 1,08 persen menjadi 91.747 dan IDXG30 menjadi 112,637 atau turun 2,14 persen.
Baca Juga: Daftar Saham-saham yang Bisa Diburu selama Ramadan
Analis Artha Sekuritas, Dennies Christopet Jordan, memprediski IHSG akan terus melemah. Diperkirakan profit taking masih akan berlanjut melihat penguatan telah mencapai level jenuh beli.
"Investor masih cukup optimistis perekonomian akan segera pulih namun masih banyak faktor eksternal dan ketidakpastian yang membayangi pergerakan," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/6).
1. Diprediksi terus melemah
Pengunjungi berjalan di samping layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto 2. Pengaruh pelemahan bursa Amerika Serikat
Presiden Donald Trump menunjukkan halaman depan New York Post saat menandatangani perintah eksekutif untuk perusahaan media sosial di Ruang Oval Gedung Putih, di Washington, Amerika Serikat, pada 29 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Dennies juga menyebut pelemahan IHSG dipengaruhi oleh pergerakan Bursa Amerika Serikat. Dow Jones ditutup 26,281.82 (+0.05 persen), NASDAQ ditutup 9,615.81 (-0.69 persen), S&P 500 ditutup 3,112.35 (-0.34 persen).
Bursa saham AS ditutup bervariasi dan cenderung melemah. Hal ini disebabkan data ekonomi terkait klaim pengangguran minggu lalu mencapai 1.877 juta masih di atas prediksi analis di level 1.755 juta.
"Peningkatan secara akumulasi masih terus tajam, mendekati level 21,5 juta. Sehingga pada bulan Mei 2020, angka pengangguran mencapai 20 persen dari total populasi yang bekerja," ujarnya.
"Fokus investor masih tetap pada pembukaan kembali ekonomi secara global dan juga perkembangan penyebaran COVID-19 setelah pembukaan ekonomi. Bursa Asia dibuka melemah mengikuti pergerakan saham di Wall Street," Dennies menambahkan.
Baca Juga: Jokowi Minta Otoritas Bursa Hentikan Praktik Goreng Saham