Industri Tekstil Bantah Untung dari Produk APD Saat COVID-19
Pembatalan pemesanan mencapai 70 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil Rakhman membantah pernyataan pemerintah yang menyebut industri tekstil bisa meraup keuntungan atau termasuk winner sector di tengah pandemik virus corona saat ini.
Alasan meningkatkan permintaan masker dan alat pelindung diri (APD) tidak bisa dijadikan acuan industri tekstil tumbuh saat pandemik.
“Memang order APD dan masker meningkat, tapi itu secara nasional gak signifikan. Gak bisa serta merta memicu perkembangan kapasitas daya saing nasional,” kata Rizal saat dihubungi IDN Times, Selasa (14/4).
Baca Juga: Industri Tekstil di Ujung Tanduk, 'Nafas' Tinggal 3 Bulan Lagi
Rizal mengatakan hanya sekitar 20 pengusaha besar menengah yang mengajukan diversifikasi usaha. Diversifikasi ini dilakukan karena mereka melihat peluang dari permintaan pasar untuk APD dan masker.
Namun jumlah ini sangat kecil. Data yang diterima IDN Times, saat ini ada 5.657 pengusaha tekstil besar menengah. Artinya hanya 0,3 persen saja yang memproduksi masker dan APD.
“Kapasitas produksi 17 juta pieces APD dari 20 itu. Gak terlalu banyak. Gak signifikan mempengaruhi industri tekstil nasional,” ujar Rizal.
1. Hanya 0,3 persen pengusaha tekstil yang memproduksi masker dan APD
Baca Juga: Hanya Mampu Bertahan Sampai Juni, Industri Tekstil Paling Rentan PHK