TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Investor Lebih Takut Sanksi Internasional Dibanding Masalah Upah Buruh

Dahlan Iskan membeberkan pandangannya soal Omnibus Law

Dahlan Iskan (IDN Times/Fitria Mada)

Jakarta, IDN Times - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan memberikan pandangannya terhadap Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) atau Omnibus Law. Menurut dia, investor kelas dunia lebih takut dijatuhi sanksi internasional dibanding tersandung masalah upah tenaga kerja.

"Kalau investor global yang dilihat itu lingkungan. Karena kalau dia melanggar akan kena sanksi internasional. Di Indonesia mungkin senang, tapi di internasional kena sanksi," kata Dahlan dalam program Our News Room IDN Times, Rabu (21/10/2020).

Baca Juga: Kritik Omnibus Law, Dahlan Iskan: Pengusaha Lebih Butuh Stabilitas 

1. Pengusaha juga tidak mau kok berikan upah murah

Dahlan Iskan saat berbicara soal "Kreatif Disaat Terjepit". YouTube.com/ Masjid Al Akbar TV

Dahlan mengatakan sebenarnya pengusaha juga tidak ingin memberikan upah murah kepada pekerja. Menurutnya hanya segelintir pengusaha yang memberlakukan upah murah.

"Yang upah buruh dengan rendah itu sebagian. Karena mungkin keadaan perusahaan dia," ucapnya.

2. Kestabilan politik dan keamanan lebih dibutuhkan pengusaha

Ratusan demonstran yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) berunjuk rasa menolak pengesahan Undang-undang Cipta Kerja di Alun-alun Serang, Banten, Rabu (14/10/2020) (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Mantan Direktur Utama PT PLN ini mengatakan pengusaha lebih membutuhkan stabilitas politik dan stabilitas keamanan di Indonesia. Karena dengan jika keadaan tidak stabil dan banyak demo akan memengaruhi kurs rupiah sehingga membuat pengusaha kesulitan membuat kalkulasi.

"Saya bilang pengusaha, kalau disuruh memilih, pilih yang tidak ada heboh-heboh atau pilih ada heboh-heboh tapi ada undang-undang yang bagus, (mereka) pilih tidak ada heboh-heboh," kata Dahlan.

Baca Juga: Setahun Jokowi, Dahlan Iskan: Saya Sebetulnya Kasihan Sama Pak Jokowi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya