Kisah Sukses Bean Bag Jkt dari Modal Rp1 Juta sampai Omzet Rp1 Miliar
Niat awal pengusahanya cuma untuk dagang dan nikah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bean bag atau beanbag adalah bantal besar berisi manik-manik polistiren yang digunakan sebagai tempat duduk santai. Beberapa orang menyebutnya sebagai bantal atau kursi malas alias lazy bag. Beanbag awalnya diproduksi oleh perusahaan Italia Zanotta pada 1969 yang didesain oleh trio Piero Gatti, Cesare Paolini dan Franco Teodoro.
Meski sekarang sudah banyak menjamur, produksi beanbag di Indonesia masih belum lumrah pada 6 tahun lalu atau 2015. Fariz Camaru, adalah salah satu pemilik bisnis beanbag yang memulai usahanua pada 2015.
"Beanbag dulu ramai di Eropa, lalu muncul di Bali, di Jakarta belum ada. Kenapa gak coba gue pasarin. Lihat peluangnya sih begitu. Ketika tahu harga beanbag mahal, 6 Desember 2015 gue pengen membuat beanbag paling murah se-Jakarta." kata Fariz kepada IDN Times beberapa waktu lalu.
Kini sudah enam tahun Fariz menjalankan usaha beanbag-nya yang diberi nama Bean Bag Jkt dengan omzet yang mencapai Rp1 miliar per tahunnya. Bagaimana kisah suksesnya bisa seperti sekarang?
Baca Juga: Kisah Pebisnis Rumah Kos Cari Strategi Hadapi Pandemik
1. Hanya bermodalkan Rp1 juta dan niat menikah
Fariz pada waktu itu, hanya punya modal Rp8 juta. Uang Rp8 juta itu sebagian besar dia gunakan untuk beramal seperti kurban dan zakat dan hanya menyisakan Rp1 juta untuk modal awal menjalankan bisnisnya saat ini. Mantan karyawan swasta ini awalnya berniat mendirikan usaha dan menikah dari modal tersebut.
"Awalnya dari gue cari pekerjaan lain, gue cuma pengen nikah dan dagang. Dari Rp8 juta gue olah jadi kambing untuk kurban, sedekah dengan niatan dagang dan nikah," kata Fariz.
Ia pun menggunakan modal Rp1 juta itu untuk membeli bahan eceran beanbag yang ia sendiri tidak tahu bagus atau tidak. Di awal usahanya, Fariz juga belum punya penjahit yang profesional. Ia hanya bermodalkan memasarkan beanbag secara digital marketing. "Modal trial by error," sebutnya.
Baca Juga: Kisah Sukses Perajin Tembaga, Omzet hingga Rp80 Juta Sebulan
Baca Juga: Kisah Eks Pencuci Piring yang Sukses Jadi Konglomerat Dunia