TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Airlangga: Pariwisata Indonesia Terpukul Gara-Gara Virus Corona

Pemerintah larang sementara turis Tiongkok masuk RI

Economy Class Pesawat Garuda Airbus A330-900neo (IDN Times/Kevin Handoko)

Jakarta, IDN Times - Menteri koordinator bidang perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan pariwisata Indonesia terpukul akibat penyebaran wabah virus corona. Dampaknya, kata Airlangga, sangat terlihat. 

Apalagi mulai Rabu (5/2), pemerintah akan menutup sementara penerbangan dari dan ke Tiongkok. Selain itu, pemberian fasilitas bebas visa dan visa kedatangan bagi turis dari Tiongkok turut dihentikan sementara waktu. 

"(Penurunan) turisme Tiongkok di Sulawesi Selatan dan Riau sangat terpengaruh dan Bali. (Sektor) turisme yang pertama terpukul," katanya ketika berbicara di Wisma Antara, Jakarta pada Senin (3/2).

Lalu, bagaimana strategi pemerintah agar pemasukan dari sektor pariwisata tetap stabil walau kehilangan turis dari Tiongkok?

Baca Juga: Hindari Virus Corona, Penerbangan Indonesia-Wuhan Berpeluang Ditutup

1. Khawatir menyebar, banyak maskapai yang membatalkan penerbangan ke Kota Wuhan

(Area counter check in maskapai Garuda Indonesia di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta) IDN Times/Candra Irawan

Eks Menteri Perindustrian ini mengatakan sejak virus corona mewabah banyak orang yang khawatir untuk berpergian bahkan ke bandara sekalipun. Maskapai pun bahkan banyak yang membatalkan penerbangan dari dan ke Tiongkok. 

"Semua orang membatalkan perjalanan. Bahkan, khawatir untuk pergi ke airport," ujarnya.

2. Bagaimana dengan sektor lain?

yummy.co.id

Rantai pasokan atau supply chain di Indonesia juga terkena dampak dari virus corona ini. Meski begitu, Airlangga bersyukur karena tidak banyak material Indonesia untuk sektor industri yang bergantung pada pasokan dari Wuhan.

"Kita beruntung karena spare part dari Wuhan itu tidak terlalu berpengaruh terhadap industri otomotif indonesia," katanya.

Sektor makanan dan minuman juga terpengaruh. Namun, Airlangga bersyukur jumlahnya tidak terlalu besar.

"Indonesia punya resiliensi dalam bentuk makanan minuman yang di mana bahan baku kita kebanyakan bukan dari Tiongkok. Ini kita lihat lagi," katanya.

Baca Juga: Corona Renggut 362 Nyawa, Sehari Bertambah 57 Orang yang Meninggal

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya