Pemandu Wisata Sesalkan Insentif yang Tidak Kunjung Turun
Mereka berhenti berharap dan mencari cara bertahan hidup
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sektor pariwisata menjadi salah satu yang terdampak virus corona atau COVID-19. Dalam rapat di DPR bersama Komisi X DPR RI, Senin (6/4), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyebut pariwisata tergolong potential loser untuk jangka pendek dampak COVID-19.
Pelaku pariwisata mulai berteriak dan mendorong pemerintah memberikan insentif. Salah satunya adalah tuntutan dari pemandu wisata yang kehilangan pendapatan mereka karena berhentinya pariwisata akibat COVID-19 dan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Dari DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Pusat katanya sudah diminta (insentif) ke pemerintah, tapi tidak ada tanggapan," kata salah satu pemandu wisata asal Lombok bernama Bobby kepada IDN Times, Selasa (12/5).
Baca Juga: COVID-19 Paling Berdampak di Sektor Pariwisata, Ini Tiga Arahan Jokowi
Bobby mengatakan saat ini, di Lombok ada sekitar 800 pemandu wisata aktif dan 9.350 dari seluruh Indonesia. Mereka telah diminta mengumpulkan KTP, nomor izin dan data lainnya.
"Tapi sampai data ini, Rp1.000 gak dikasih. Malah ditolak katanya sama pemerintah. Dapat kabar itu dari DPD HPI Pusat. Katanya mau dikasih tapi malah ojol (ojek online) yang dikasih," kata Bobby.
Bobby dan temannya-temannya juga mengaku sudah mengajukan insentif ini via online. Mereka meminta Rp3 juta untuk tiga bulan, namun tidak ada tanggapan. Ia pun memilih berhenti berharap akan insentif ini.
"Kami udah gak mau berharap lagi. Sempat ada harapan, tapi malah yang diprioritaskan ojol," ujarnya.
1. Sudah didata namun tidak ada tindak lanjut
Baca Juga: COVID-19 Lumpuhkan Pariwisata, Pengusaha Kecil Pangandaran Mulai Gerah