TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemerintah Cari Tambahan Utang Rp697 Triliun untuk Pemulihan Ekonomi

Pandemik virus corona membuat perekonomian Indonesia merosot

Ilustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pembiayaan utang bruto Indonesia pada tahun ini mencapai Rp1.439,8 triliun. Angka ini berasal dari defisit anggaran 5,07 persen mencapai Rp852,9 triliun dan pembiayaan investasi net Rp153,5 triliun.

"Kalau ditambah utang yang jatuh tempo pada tahun ini sebesar Rp433,4 triliun, maka pembiayaan secara bruto akan mencapai Rp1.439 triliun," kata Sri Mulyani dalam video conference, Jumat (8/5).

Baca Juga: Utang Luar Negeri RI Tembus Rp6.357 Triliun, Berapa Utang Pemerintah?

1. Butuh tambahan pembiayaan utang Rp697 triliun

Ilustrasi uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Untuk pembiayaan utang ini, pemerintah akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) sebagai bagian pembiayaan pemulihan perekonomian akibat COVID-19. Penerbitan ini akan dilakukan sepanjang Mei hingga Desember 2020 sebesar Rp697,3 triliun.

"Ini yang akan kita penuhi melalui lelang di pasar domestik, di SBN ritel, private placement, dan penerbitan SBN valas. Semuanya masih terbuka dan kita akan melihat secara oportunistik, kesempatan yang terjadi di market," papar Sri Mulyani.

2. Rincian pembiayaan utang

Ilustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Sumber pembiayaan utang tersebut akan berasal dari penerbitan SBN senilai Rp1.334 triliun ditambah dan penarikan pinjaman senilai Rp150,5 triliun.

Jumlah SBN yang perlu diterbitkan itu dikurangi dengan realisasi sampai 30 April 2020 sebesar Rp376,5 triliun, program pemulihan ekonomi nasional Rp150 triliun, dan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan Rp110,2 triliun.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Diminta Bayar Utang ke Pemprov DKI untuk Bansos

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya