TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemerintah Jamin Aset Negara Lebih Besar Dibanding Utang

Aset negara mencapai Rp11.098,67 triliun, berapa utang RI?

Ilustrasi neraca perdagangan. (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan menjamin aset negara yang dimiliki Indonesia masih lebih banyak jika dibandingkan dengan kewajiban alias utang. Catatan tahun 2020, aset negara mencapai Rp11.098,67 triliun.

Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Direktorat Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Mundhi Saptono. Ia mengatakan jumlah aset negara tersebut berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2020 yang diaudit. 

Sementara, kewajiban negara atau utang Indonesia berdasarkan laporan yang sama mencapai Rp6.626,4 triliun.

Baca Juga: Kemenkeu Targetkan Semua Kementerian/Lembaga Mau Asuransikan Aset BMN

1. Aset negara mengalami peningkatan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.

Mundhi mengatakan aset negara terdiri dari tanah, bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi, serta jaringan. Selain itu runway bandara, terminal bus, dan terminal di pelabuhan juga merupakan aset negara.

Ia mengungkapkan aset negara pada 2020 juga mengalami peningkatan Rp631,14 triliun. Jika tahun sebelumnya sebesar Rp10.460,5 triliun, pada 2020 menjadi Rp11.098,67 triliun.

“Bahkan dari 2016 kita mengalami kenaikan jumlah aset yang luar biasa karena adanya revaluasi atau penilaian kembali atas Barang Milik Negara (BMN). Ini kita lakukan di 2017 dan 2018, kemudian kami perbaiki di 2019 dan 2020 sehingga dapat angka aset itu,” kata Mundhi seperti dilansir dari ANTARA, Sabtu (18/9/2021).

2. Klaim utang negara masih aman

Ilustrasi Utang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, kewajiban atau utang negara berdasarkan laporan yang sama mencapai Rp6.626,4 triliun yang didominasi kewajiban jangka panjang.

Meskipun meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp5.740,2 triliun, nilai utang Indonesia diklaim masih aman. Mundhi mengatakan hal tersebut karena jumlah utang masih lebih rendah dibandingkan aset negara.

“Aset atau BMN kita masih sangat aman dibandingkan kewajiban kita. Jadi kalau kita melihat kewajiban kita seperti utang, kita juga harus melihat aset kita,” kata Mundhi.

Di antara negara-negara lain, ia mencontohkan, aset negara Indonesia masih lebih besar dibandingkan Singapura.

Baca Juga: Pengembang Tertarik Kelola Aset Negara yang Ditinggal saat IKN Pindah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya