Pertamina dan KAI Revitalisasi Jalur Kereta Zaman Belanda
Revitalisasi untuk bangun konektivitas ke sentra industri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (Pertamina Rosneft) menggandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam merevitalisasi jalur kereta zaman Belanda. Revitalisasi ini untuk mendukung konektivitas kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban dengan sentra-sentra industri pengguna petrokimia di Pulau Jawa.
Presiden Direktur Pertamina Rosneft Kadek Ambara Jaya mengatakan proyek GRR Tuban ditargetkan beroperasi pada 2027. Jalur ini penting untuk memasok BBM dan bahan baku petrokimia, yang dinilai vital untuk mewujudkan ketahanan energi dan kemandirian industri nasional.
“Untuk memaksimalkan peran strategisnya, kilang GRR Tuban perlu membangun infrastruktur penunjang guna memperlancar pengiriman produk petrokimia dari kilang GRR Tuban ke sentra industri di Banten, Jawa Barat, maupun Jawa Timur. Keberadaan infrastruktur transportasi ini juga seyogyanya bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai alternatif moda transportasi sehingga mengurangi beban lalu-lintas darat di Jalur Pantura," kata Kadek dalam keterangan tertulis, Selasa (21/9/2021).
Baca Juga: Tertua di Amerika, Ini 12 Sejarah Jalur Kereta Api Lintas Benua
Baca Juga: Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Kerja Lulusan D3, Buruan Daftar!
1. Seperti apa revitalisasi jalur kereta zaman Belanda tersebut?
Kadek mengatakan saat ini, proyek GRR Tuban merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) memasuki tahapan prakonstruksi berupa penyusunan desain teknis (Front-End Engineering Design/FEED). Proyek akan memasuki tahapan konstruksi yang diperkirakan dimulai pada tahun depan.
Pertamina Rosneft memerlukan dukungan infrastruktur penunjang berupa rel kereta untuk mengangkut peralatan dan bahan baku megakonstruksi kilang terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Nantinya, Pertamina Rosneft selaku pelaksana proyek GRR Tuban mengelola lahan seluas 834 hektare yang merupakan terbesar di Asia Tenggara.
Bekerja sama dengan KAI, nantinya kedua perusahaan akan menjajaki kajian bersama pembangunan stasiun kereta api di Tuban dan jalur penghubung ke Stasiun Merakurak.
“Sembari melihat potensi reaktivasi kembali jalur kereta api yang saat ini berstatus non aktif yakni Jalur Merakurak–Babat yang merupakan jalur kereta bersejarah karena berusia satu abad,” kata Kadek.
Baca Juga: PPKM Darurat Diperpanjang, Ini Syarat Terbaru Perjalanan Kereta Api