TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sri Mulyani Sebut 3 Kunci RI Keluar dari Jebakan Pendapatan Menengah

Ada 3 kunci RI bisa keluar dari masalah ini, apa saja?

Menkeu Sri Mulyani. ANTARA/Dokumentasi Humas Setkab.

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan kunci agar Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap. Pasalnya, saat ini banyak negara yang naik kelas dari berpendapatan rendah (lower income) menjadi berpendapatan menengah (middle income).

"Tapi tidak banyak negara bisa naik jadi after income country atau high income country (negara dengan pendapatan tinggi) sehingga di dalam pembahasan pembangunan negara-negara di dunia, muncul term middle income trap dan berhenti di sana," kata Sri Mulyani dalam acara Peluncuran Buku Indonesia 2045, Jumat (20/8/2021).

Lalu apa kuncinya biar Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap?

Baca Juga: Ini Strategi Sri Mulyani Dongkrak Penerimaan Pajak Tahun Depan

1. Butuh sumber daya manusia berkualitas

Ilustrasi Belajar Online (IDN Times/Sunariyah)

Sri Mulyani menyebut, sangat perlu sumber daya manusia (SDM) berkualitas untuk bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap. Tidak hanya soal kemampuan intelektual atau pendidikan, tapi juga kemampuan motorik dan emosional.

"Gimana negara middle income perlu dan bisa terus bangun SDM yang sehat dan punya keahlian dan pendidikan, maka reform di bidang kesehatan dan pendidikan penting," katanya.

2. Reformasi di bidang kesehatan

Ilustrasi Alat Kesehatan (IDN Times/Hana Adi Perdan)

Kedua adalah reformasi di bidang kesehatan. Sri Mulyani mengatakan, masalah kesehatan termasuk bagian dari tugas pemerintah yang didelegasikan ke daerah. "Dan di masa pandemik kita sangat tergantung dari sisi tindakan pemerintah pusat dan kepimimpinan dan kesehatan di daerah," ujarnya.

Ia pun mengajak millennial untuk meneropong dan meneliti bagaimana membangun sistem kesehatan yang baik di Indonesia.

"Selama ini kita bicara BPJS Kesehatan, akses kesehatan, fasilitas kesehatan dasar. Hal-hal ini jadi area yang butuh pemikiran dan penelitian. Bisa belajar dari negara lain tapi juga bisa lihat dari negara sendiri," paparnya.

Baca Juga: Sri Mulyani: COVID-19 Jadi Endemi Tahun Depan, Vaksin Harus Diperluas

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya