TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tertipu Citra Keren Jouska di Medsos, Klien Ini Kisahkan Pengalamannya

Ini pesan buat kamu supaya gak ketipu lagi dalam investasi

Logo Jouska (Dok. IDN Times/Jouska)

Jakarta, IDN Times - Unggahan yang menarik, akun yang sudah verified, dan bahasa yang bergaya muda membuat Jouska gampang banget dipercaya orang terutama millennial sebagai penasihat keuangan. Hal itu yang dialami AD, salah satu korban Jouska yang merugi hingga Rp25 juta karena pengelolaan investasi PT Jouska Finansial Indonesia ini.

"Kemarin saya menyayangkan betapa social media bisa membuat orang menjadi buta dengan kredibilitas. Karena nama Jouska sudah sangat dikenal. Tapi ternyata tidak memiliki ijin dan melakukan kegiatan ílegal, menggunakan uang klien menjadi sumber market mover LUCK tanpa izin," kata AD kepada IDN Times, Sabtu (25/7/2020).

Baca Juga: Profil Aakar Abyasa, Bos Jouska yang Dituding Mainkan Saham Gorengan

1. Awal mula jadi klien Jouska

Logo Jouska (Twitter/@Jouska_id)

AD mulai menggunakan jasa Jouska pada 2018. Berawal dari ketertarikan terhadap konten Instagram Jouska dan ada temannya yang membagikan unggahan Jouska. AD lalu datang ke kantor Jouska dan mengambil paket manajemen investasi dengan harga Rp5 juta per tahun.

"Tidak dijanjikan apa-apa, hanya bagi hasil keuntungan 30 persen jika profit. Jika tidak profit ya tidak bagi hasil," kata AD.

AD lalu dibuatkan rekening dana investor (RDI) atas namanya sendiri di saham Phillips. Saat itu AD belum sadar ada yang janggal dari Jouska. Ia rutin menyetor tiap bulan Rp5-12 juta dari uang sisa gaji dan bonusnya.

"Dulu saya tidak tahu mas kalau ternyata tidak boleh financial advisor me-manage uang. Jadi mereka yang memang menawarkan untuk melakukan trading di akun saya. Mereka bisa jual-beli tapi tidak bisa menarik uang saya. Jadi saya pikir ya aman," kata AD.

2. Mulai merasakan keanehan dari Jouska

Daftar Klien Jouska yang Mengaku Korban (IDN Times/Arief Rahmat)

RDI milik AD lalu dibelikan saham-saham bluechip. Pada tahun kedua, tiba-tiba ia menerima kabar bahwa Jouska dipecah dan ada divisi investasi yang dikelola PT Mahesa Strategis Indonesia.

Pada tahun kedua itu juga, investasi yang ditanamkannya dibelikan saham LUCK (PT Sentral Mitra Informatika Tbk). AD sempat bertanya soal saham LUCK. Namun Jouska mengatakan bahwa itu adalah perusahaan yang baru IPO dan bagus.

"Harganya sempat naik-turun tiba-tiba naik jadi 2.000. Tapi tidak di-take profit. Kalau pun di-take profit langsung dibelikan saham LUCK lagi gitu," kenang AD.

Lalu pada akhir tahun 2019. Sahamnya turun dengan rata-rata harga saham milik AD sekitar 1.700. "Turun harga terus sampai jadi cuma 400. Karena dijual beli terus sehingga demand terlihat banyak maka harga bisa naik sampai 2.000-an dari 400," akunya.

Baca Juga: Takut Kayak Kasus Jouska? Ini 5 Tips Gunakan Jasa Perencana Keuangan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya