TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[WANSUS] CEO Dekoruma Dimas Harry Blak-blakan Rencana IPO 2023 

Dimas juga menjelaskan tren properti buat milenial saat ini

CEO & co-founder Dekoruma, Dimas Harry Priawan (IDN Times/Helmi Shemi)

Jakarta, IDN Times - Dekoruma akan melakukan penjualan umum pertama saham atau IPO pada pertengahan 2023. CEO & co-founder Dekoruma, Dimas Harry Priawan mengatakan ada banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan Dekoruma sebelum IPO nanti. Rencana IPO ini muncul setelah mereka mengumumkan perolehan pendanaan seri C1 senilai 15 juta dolar AS atau sekitar Rp212 miliar (kurs Rp14.144) pada Agustus lalu.

"Dan itu kita dapatkan (pendanaan seri) C1 untuk kita expand (Dekoruma Experience Center) spt di Kelapa Gading, bakal buka di Surabaya, Bandung. Setelah itu kita planning untuk IPO di 2023," kata Dimas kepada IDN Times beberapa waktu lalu.

Berikut ini wawancara khusus IDN Times bersama Dimas terkait rencana IPO Dekoruma dan perkembangan properti di Indonesia.

Baca Juga: Dekoruma Optimistis EBITDA Positif Tahun Depan Sebelum IPO

1. Apakah sektor properti bakal terus tumbuh?

Ilustrasi Perabotan Rumah di Dekoruma (IDN Times/Helmi Shemi)

Pasti, karena properti adalah basic needs dari manusia. Kalau kita lihat 20 tahun terakhir, sektor lain ada kalanya naik, kadang turun tapi kalau properti gak akan pernah turun. Karena orang punya anak, anaknya bakal nikah dan butuh rumah lagi. Dan sektor properti kita expect bakal growth dan akan pesat.

Baca Juga: Mau Desain Interior Rumah? Di Dekoruma Kini Bisa Pakai KTA OCBC NISP

2. Di wilayah mana saja properti bisa berkembang dan yang diincar Dekoruma?

CEO & co-founder Dekoruma, Dimas Harry Priawan (IDN Times/Helmi Shemi)

Bukan cuma di Jakarta ya, tapi yang kita incar Sumatra karena ada tol dari Lampung ke atas. Biasanya kalau ada tol, urbanisasi bakal gerak. Jadi kota-kota selain Palembang, Jambi dan sebagainya, kota-kota kecil di sekitar bakal berkembang pesat dan mereka pengen punya rumah sendiri.

Selain Jakarta, Jawa, Sumatra, berikutnya Kalimantan karena ada ibukota baru. Itu juga new area dan kalau jadi, kami expect Kalimantan akan berkembang dengan sendirinya.

3. Bagaimana market share sektor furnitur di Indonesia dan posisi Dekoruma saat ini?

Ilustrasi Perabotan Rumah di Dekoruma (IDN Times/Helmi Shemi)

Secara market share di Indonesia offline dan online, kita sekarang di nomor 3 atau 4 secara size dan lain-lain-lain. Saat IPO kita mungkin bisa dekati nomor 2 setelah Informa, ini secara offline dan online ya. Kami punya target pembeli utama itu perempuan usia 28-36, masih masuk milenial ya.

Kami ingin jadi superapp di mana kita sekarang baru ritel dan masuk ke properti developer, bekerja sama dengan mereka yang menjual rumah, apartemen dan lain-lain. Jadi kita mengembankan bisnis kita ke arsitektural di mana itu akan jadi sebuah ekosistem.

Misalnya untuk OCBC NISP kami bekerja sama untuk pembiayaan konsumen. kita juga kerja sama dengan berbagai properti developer.

Misal kamu beli apartemen dan ada isinya, itu dekorasinya dari Dekoruma, full furnished. Kita juga kerja sama dengan merchant, mitra seperti Duluxe dan bantu mereka memasarkan produk, tidak cuma ke kostumer tapi ke interior designer. Karena sebagai platform, kita mengkoneksikan dari suplier ke kostumer, desainer dan arsitek.

Baca Juga: Bingung Menata Rumah? Simak 5 Inspirasi Desain Interior versi Dekoruma

4. Sebelum IPO nanti, apa saja yang ditargetkan Dekoruma?

CEO & co-founder Dekoruma, Dimas Harry Priawan dan Digital Lending Division Head Bank OCBC NISP, Veronika Susanti. (IDN Times/Helmi Shemi)

Pertama ekspansi bisnis. Kita akan ekspansi ke luar Jakarta, karena timing pas waktu COVID mulai membaik dan properti mulai naik, dan di situ kita akan fokuskan. Kita lagi ekspansi ke Bandung, Surabaya dan sebagainya.

By the time kita IPO udah kami harap ada 40-50 cabang dan setelah IPO kita growth akan lebih masif contoh ke Medan dan Makassar.

Selain itu, sampai IPO akan ada fundrising 1-2 kali lagi. Jadi another series C atau B sebelum masuk IPO. Kami target 6 sampai 9 bulan ke depan kita udah bisa breakeven atau EBITDA positif. Lalu IPO akan jalan di 2023, di pertengahan kurang lebih tergantung situasinya.

5. Bagaimana penjualan furniture Dekoruma di kuartal III kemarin?

Ilustrasi Perabotan Rumah di Dekoruma (IDN Times/Helmi Shemi)

Dibandingkan kuartal II hampir naik dua kali lipat yang kita lihat. Kalau Year on Year naik hampir 3,5 sampai 4 kali. Banyak yang bilang, "WFH doang nih orang beli kursi, abis itu udah." But we still growing.

Untuk penjualan tertinggi ada di sofabed, home office seperti meja dan kursi kantor, itu di awal-awal. Sekarang sudah normal seperti sofabed, kitchen set itu dua kategori paling besar dan growth secara month to month dan quaeter to quarter masih sangat strong.

6. Bagaimana dengan data jual-beli rumah di Dekoruma pada kuartal III kemarin?

CEO & co-founder Dekoruma, Dimas Harry Priawan (IDN Times/Helmi Shemi)

Saya tidak bisa jelasin detailnya. Tapi dibanding sama kuartal II juga growth hampir 2 kali. Yang banyak dicari adalah rumah dan apartemen dengan perbandingan mungkin 60-40.

Untuk rumah yang cari secara value Rp500 juta hingga Rp1,5 triliun. Dan apartemen yang sizing 30-an meter. Kalau landed atau rumah di bawah 100 meter tanahnya.

Kebanyakan membeli untuk hunian atau investasi?

Masyarakat kebanyakan membeli untuk tempat tinggal ya. Sementara untuk mereka yang jual rumah, pada tahun lalu karena alasan finansial. Mereka beneran butuh uang.

Kalau sekarang alasan normal karena mereka ingin pindah ke rumah baru atau dekat kantor. Sekarang ini orang kalau cari rumah yang dekat kantor, dari dulu sampai sekarang dan 5 tahun lagi akan seperti itu. orang actually resign karena kantornya pindah.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya