TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Airlangga Klaim Ekonomi Indonesia Positif, Apa Saja Pemicunya?

Indikator konsumsi rumah tangga hingga ekspor-impor membaik

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan terkait perekonomian nasional di masa pandemi COVID-19 di Jakarta, Rabu (5/8/2020) (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim, kondisi ekonomi Indonesia menjelang kuartal II sudah menunjukkan tren positif.

Tren tersebut ditandai dengan membaiknya indikator konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor-impor yang mendukung pertumbuhan terhadap produk domestik bruto atau PDB.

"Proyeksi kita arahnya recovery. Kita berharap ada kenaikan dari segi konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah maupun dari segi ekspor," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual, Jumat (23/4/2021).

Baca Juga: BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jadi 4,1 hingga 5,1 Persen

1. Indeks konsumsi dan PMI berada di jalur positif

Ilustrasi Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)

Airlangga memaparkan Indeks Keyakinan Konsumen atau IKK pada Maret telah bergerak ke jalur positif menjadi 93,40. Angka ini naik dari Februari yang hanya 85,80 dan pada Januari sebesar 84,90.

Meningkatnya angka IKK didorong perbaikan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang berangsur pulih setelah pandemik COVID-19.

Selain itu, indikator pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik tampak dari nilai Purchasing Managers Index atau PMI. Per Maret 2021, PMI bertengger di posisi positif sebesar 53,2. Angka ini naik dari Februari 2021 yang hanya 50,9. Seiring dengan membaiknya PMI, iklim investasi di Indonesia diklaim menunjukkan perbaikan.

2. Ada dorongan belanja pemerintah

Ilustrasi THR (IDN Times/Ita Malau)

Airlangga menyebut pengeluaran pemerintah juga dimaksimalkan untuk menjaga stabilitas perekonomian. Hingga 28 Februari 2021, total belanja negara telah mencapai Rp282,7 triliun atau 10,28 persen dari total pagu APBN. Total belanja pemerintah tumbuh meski hanya 1,18 persen.

Dari APBN 2021, realisasi untuk instrumen anggaran pemulihan ekonomi nasional atau PEN yang dialokasikan Rp699,43 triliun telah terealisasi 19,2 persen. Secara rinci, realisasi untuk penanganan kesehatan mencapai Rp176,30 triliun.

Kemudian, dana perlindungan sosial terserap Rp157,41 triliun dan dukungan terhadap UMKM sebesar Rp184,33 triliun, dan belanja program prioritas tercatat Rp122,4 triliun. Sedangkan, anggaran insentif usaha terserap Rp58,47 triliun.

Baca Juga: Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Sudah Bagus, Jangan Diganggu COVID-19 Lagi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya