TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Indef: Pemindahan Ibu Kota Sumbang 0,02 Persen Pertumbuhan Ekonomi

Pemindahan ibu kota dinilai belum sesuai harapan

Menara Pemantau Api di Bukit Soedharmono, Desa Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara yang menjadi kawasan IKN. (IDN Times/Mela Hapsari)

Jakarta, IDN Times - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi pemindahan ibu kota hanya menyumbang 0,02 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Peneliti Indef M Rizal Taufikurahman mengatakan, pemindahan ibukota diharapkan berpengaruh terhadap pemerataan pendapatan wilayah antar provinsi. Namun, hasil temuan Indef tidak demikian.

"Justru yang berdampak besar Kaltim, Kalimantan Utara, dan Kalsel. Jika dilihat aspek ekonomi, pemindahan ibukota belum sampai pada apa yang diharapkan. Di sektor konsumsi, Kaltim yang paling berdampak," kata Rizal saat dalam diskusi Law & Regulations Outlook 2020 di Jakarta, Rabu (22/1).

1. Konsumsi akan meningkat dalam jangka pendek

Pengerjaan proyek UPT PU Kecamatan di Penajam Paser Utara (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Dalam jangka pendek, kata Rizal, konsumsi memang naik. Namun, dalam jangka panjang konsumsi akan semakin menurun. Menurut dia, apabila ibu kota sudah stabil otomatis terjadi penurunan atau stabilisasi.

"Konsumsi yang paling tinggi di Kaltim. Sulsel juga akan mendapatkan dampak jumlah konsumsi. Di Kalimantan sendiri tidak terlalu mendorong," kata Rizal.

Baca Juga: Bappenas Lakukan Studi Kelayakan Teknis Calon Lokasi Ibu Kota Baru

2. Sektor industri turut terdampak pemindahan ibu kota

Menara Pantau Api di Bukit Soedharmono, Desa Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Dia melanjutkan, industri juga turut terdampak pemindahan ibu kota. Dalam jangka pendek yang akan terdorong produktivitasnya adalah industri yang menopang infrastruktur, seperti baja olahan, bahan bangunan, besi dan baja. Dalam jangka panjang, industri yang terdampak signifikan hampir sama.

"Industri jasa juga meningkat produktivitasnya. Bagaimana terhadap harganya? Baja olahan akan naik, mineral, minyak dan gas juga akan naik dalam jangka pendek. Dalam jangka panjangnya juga demikian," ungkapnya.

Baca Juga: Anggaran Pemindahan Ibu Kota di APBN 2020 Dipastikan Rp2 Triliun

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya