Kamis pagi, Rupiah Menguat Rp14.880
Mata uang rupiah tertekan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta (ANTARA News) - Kamis pagi (6/9), rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah ditransaksikan antarbank di Jakarta di level Rp14.880.
Sebelumnya, rupiah sempat tembus ambang psikologis baru, yaitu di atas Rp15.000 per dolar AS. Pelemahan rupiah inipun membuat sejumlah kalangan mulai khawatir.
Ada beberapa faktor eksternal yang memberikan tekanan terhadap mata uang Asia, termasuk rupiah. Mulai dari perang dagang AS dengan Tiongkok dan krisis yang melanda Turki dan Argentina.
Di dalam negeri, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui pertumbuhan ekspor yang lambat merupakan salah satu penyebab neraca transaksi berjalan masih mengalami defisit.
"Investasi sudah cukup baik, tapi pertumbuhan ekspor kita cukup lambat. Maka tekanan kepada kita itu relatif tinggi," kata Darmin seperti dikutip Antara.
1. Defisit neraca transaksi berdampak pada penguatan dolar AS
Darmin mengatakan, defisit neraca transaksi berjalan ini membuat pengaruh penguatan dolar AS kepada mata uang Indonesia lebih tinggi dari negara-negara lain.
"Kalau kita tidak seburuk itu, tekanannya sama saja dampaknya ke negara-negara sekitar kita. Tapi tekanan ke kita lebih berat dibandingkan Thailand dan Malaysia," ujarnya.