TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Melemah Jadi Rp14.630, Nilai Tukar Rupiah Besok Bakal Fluktuatif

Rupiah drop 30 poin pada 3 Agustus

Ilustrasi uang rupiah (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah sore ini, Senin (3/8/2020) ditutup melemah 30 poin di level 14.630 dari penutupan sebelumnya di level 14.600. Menurut Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam perdagangan besok rupiah diprediksi masih akan berfluktuatif.

"Namun di tutup melemah di 30-50 poin di kisaran 14.625-14.680," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis.

Baca Juga: 5 Cara Ini Bisa Kamu Lakukan untuk Bantu Perkuat Nilai Tukar Rupiah 

1. Fase resesi AS jadi salah satu faktor

Ilustrasi Resesi (IDN Times/Arief Rahmat)

Ibrahim mengatakan, ada beberapa faktor yang memengaruhi pelemahan rupiah. Pada faktor eksternal, pasar memiliki alasan untuk khawatir tentang prospek AS yang melambat akibat meningkatnya pandemik virus corona. Hal itu mengakibatkan rilis PDB kuartal ke-2 terkontraksi sehingga AS memasuki fase resesi.

"Selain itu, pemerintah sejauh ini berjuang untuk mencapai kesepakatan di Senat AS untuk memompa lebih banyak uang ke dalam ekonomi terbesar dunia. Bahkan ketika tunjangan pengangguran diperluas, bernilai sekitar US$75 miliar per bulan dan terhitung hampir 5 persen dari pendapatan pribadi yang belum disetujui Senat AS pada hari Jumat," kata Ibrahim.

Kepala Staf Gedung Putih, Mark Meadows mengatakan tidak optimistis untuk segera mencapai kesepakatan mengenai putaran undang-undang berikutnya untuk memberikan bantuan kepada Amerika yang terpukul imbas COVID-19. Defisit fiskal AS yang meningkat untuk membiayai stimulus mendorong Fitch Ratings untuk merevisi prospek peringkat triple-A Amerika Serikat menjadi negatif dari stabil.

2. Ketegangan AS dan Tiongkok juga jadi sorotan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengunjungi Kantor Pusat Palang Merah Nasional Amerika di Washington, Amerika Serikat, pada 30 Juli 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

Meskipun pasar belum menunjukkan reaksi langsung terhadap penurunan peringkat, menurut Ibrahim, itu masih menandai perbedaan yang tajam dengan Uni Eropa. Di mana UE mendapat dorongan dari keputusan Standard and Poor's untuk meningkatkan prospek peringkatnya menjadi positif dari stabil.

Sentimen pada Euro telah membaik setelah para pemimpin Uni Eropa menyetujui bulan lalu untuk dana pemulihan ekonomi 750 miliar euro, sementara juga mengambil utang bersama dalam dorongan besar untuk kerja sama regional.

"Pedagang juga mengawasi ketegangan yang meningkat antara Washington dan Beijing di banyak bidang, termasuk perdagangan, teknologi, dan geopolitik. Dalam beberapa hari terakhir, Presiden AS Donald Trump mengancam akan melarang TikTok, aplikasi video populer yang dijalankan oleh ByteDance China," ujarnya.

Menurutnya, Sekretaris Negara Mike Pompeo mengatakan pada Minggu (2/8/2020) menyebut Trump akan mengambil tindakan segera pada perusahaan perangkat lunak Tiongkok yang memasok data langsung ke pemerintah Beijing, yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.

Baca Juga: Skenario Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp20.000 Jadi Sorotan Global 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya