TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Produktivitas Petani Tebu Menurun, Kementan Targetkan 3 Juta Ton Gula 

Pendapatan petani tebu di Jawa semakin menurun

Ilustrasi gula pasir. IDN Times/Nena Zakiah

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertanian siap meningkatkan produktivitas dan luas areal perkebunan tebu guna mewujudkan swasembada gula nasional yang ditargetkan pada 2024.

Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Agus Wahyudi mengatakan, swasembada gula ditargetkan tahun 2024 dengan kebutuhan tiga juta ton, sedang tahun ini sebanyak 2,72 juta ton atau ada kenaikan 280.000 ton.

1. Tahun 2024 diperlukan lahan perkebunan tebu seluas 500 ribu hektare

marketeers.com

Agus mengatakan, produksi gula pada 2024 harus naik tiga juta ton untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Sementara, tahun 2019 diperkirakan 2,25 juta ton sehingga harus naik 775.000 ton.

Untuk mendukung produksi tersebut, menurut dia, tahun 2024 perlu lahan perkebunan tebu seluas 500.000 hektare, sementara tahun 2019 luas areal baru 420.000 hektare dan sehingga harus ditambah 80.000 hektare.

"Kenaikan yang luar biasa besarnya dalam kondisi saat ini mengingat kecenderungan luas areal tebu semakin menurun setiap tahun," kata Agus seperti dikutip dari Antara, Minggu (19/5).

2. Produktivitas gula perlu dinaikkan jadi 6 ton per hektare

IDN Times/Anata

Menurut Agus, produktivitas gula tahun ini sebanyak 5,3 ton per hektare sehingga perlu dinaikkan jadi 6 ton per hektare. "Naik hanya 0,7 ton per hektare. Sebenarnya sangat sedikit tetapi dalam situasi sekarang sangat sulit," katanya.

Untuk itu, lanjutnya, fokus pemerintah adalah meningkatkan produktivitas dan peningkatan areal khususnya di luar Jawa karena sudah sulit dilakukan di Jawa. "Maksimal di Jawa adalah 20.000 hektare, sedang 60.000 hektare lagi di luar Jawa. Ini yang jadi target pemerintah lima tahun ke depan," katanya.

Baca Juga: Temui Petani Tebu di Lumajang, Sandiaga Sindir 'Swasengsara'

3. Pendapatan petani tebu di Jawa semakin menurun

IDN Times/Anata

Ketua Andalan Petani Rakyat PG Kebon Agung, Dwi Irianto menyatakan pendapatan petani tebu di Jawa semakin menurun sehingga gairah menanam tebu juga ikut turun.

"Saya mendapat info bahwa Menko Perekonomian menetapkan harga pembelian tebu Rp51.000 per kuintal. Ini ironis sekali sebab dengan harga Rp55.000 per kuintal saja margin petani hanya Rp91.667/bulan/hektare," katanya.

Dengan kondisi itu, lanjut dia, maka produksi nasional cenderung stagnan bahkan menurun. Karena itu perlu dibentuk kembali Dewan Gula Indonesia dan keberpihakan pemerintah harus jelas terhadap industri gula nasional.

"Perlu kecukupan sarana dan prasarana untuk meningkatkan produksi tebu rakyat. Agar petani tebu sejahtera maka harga HPP gula sesuai dengan keinginan petani serta hasil survei tim independen bentukan Kementan," katanya.

Baca Juga: Petani Gula Tuntut HPP Naik, Pemerintah Diminta Tekan Biaya Produksi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya