Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan merilis laporan terbaru terkait jumlah investor aset kripto di Indonesia dan transaksi perdagangan yang dihimpun sampai Mei 2022.
Vice President Marketing Tokocrypto, Adytia Raflein mengatakan, laporan pertumbuhan yang dikeluarkan oleh Bappebti membuktikan bahwa industri aset kripto di Indonesia masih bergerak ke arah positif, meski pertumbuhan nya tidak terlalu memuaskan.
“Dampak dari kondisi market terlihat dari jumlah transaksi perdagangan, namun hal ini sudah diantisipasi sebelumnya, sehingga belum memberikan efek serius untuk pertumbuhan bisnis industri kripto di Indonesia,” kata Adytia, dikutip pada Senin (11/7/2022).
Baca Juga: Investor Aset Kripto di Indonesia Tembus 14 Juta Pelanggan
1. Jumlah investor kripto periode Desember 2021 sampai Mei 2022
Bappebti menyebutkan dari akhir Desember 2021 sampai Mei 2022, terdapat penambahan hampir 3 juta investor dari 11,2 juta menjadi 14,1 juta investor. Sedangkan, jumlah transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia, selama periode Januari hingga Mei 2022 mencapai Rp192 triliun.
Jika dibandingkan dengan jumlah transaksi pada 2021 lalu dengan masa periode yang sama, jumlah transaksi tersebut mengalami penurunan. Pada Mei 2021, jumlah transaksi aset kripto mencapai Rp370 triliun.
2. Industri kripto dalam negeri terus bergerak ke arah positif
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat) Adytia mengungkapkan, industri kripto dalam negeri masih terus bergerak ke arah positif. Hal ini dapat terlihat dari rilisnya sejumlah projek aset kripto dan NFT baru dari pelaku industri lokal. Bear market dipercaya oleh pelaku industri sebagai peluang yang baik untuk menunjukkan projek mereka.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
“Kondisi bear market bisa menjadi seperti seleksi alam di dunia aset kripto dan blockchain, di mana projek kripto dan NFT akan diuji untuk bertahan dan mencari peluang,” jelas Adytian.
Menurutnya, pasar akan memperlihatkan projek yang punya fundamental baik, sehingga membuka potensi lebih besar di masa mendatang.
3. Tokocrypto terus kembangkan ekosistem lain untuk jadi lini bisnis baru
Ilustrasi block chain (Gramedia.com) Tokocrypto sendiri terus mengalami pertumbuhan dengan berhasil mencatatkan pertumbuhan jumlah investor mencapai 2,7 juta investor per Mei 2022. Sementara, transaksi perdagangan atau weekly trading volume mencapai 300-400 juta dolar AS.
“Kami terus mengembangkan ekosistem blockchain, TokoVerse untuk meningkatkan revenue (pendapatan) perusahaan. Sejauh ini kami juga masih mencari talenta-talenta terbaik untuk bergabung di perusahaan dan bersama untuk memajukan industri aset kripto dan blockchain di Indonesia,” jelas Adytia.
Ekosistem TokoVerse, yang terdiri dari TokoMall (NFT marketplace), TokoLabs (program akselerator startup blockchain), T-Hub (crypto hub), Kriptoversity (edutech), TKO (projek kripto) dan lainnya, bisa menjadi lini bisnis baru dengan memanfaatkan perkembangan blockchain, Web3, Metaverse, NFT, DeFi, GameFi dan lainnya.