TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Ideologi Politik Ternyata Pengaruhi Belanja Barang Mewah Loh

Studi ini bisa digunakan brand mewah untuk membidik pembeli

Foto hanya ilustrasi. (Unsplash/Heidi Sandstrom)

Prancis, IDN Times - Berbelanja merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian orang. Selain untuk memenuhi kebutuhan, kegiatan belanja juga bisa menjadi bentuk rekreasi yang asyik.

Biasanya, belanja dikaitkan dengan kemampuan ekonomi seseorang. Tetapi tahukah kamu, ada penelitian yang mengungkap bahwa kecenderungan seseorang berbelanja, terutama untuk barang mewah, ternyata dipengaruhi juga oleh pandangan politik. Mungkinkah?

Ternyata, politik dan belanja barang mewah berkaitan, setidaknya itu adalah hasil penelitian dengan judul paper, How Consumer's Political Ideology and Status-Maintenance Goals Interact to Shape Their Desire for Luxury Goods. Penelitian ini sudah diterbitkan di Journal of Marketing. 

 

1. Penganut politik konservatif lebih mungkin berbelanja barang mewah dibandingkan dengan penganut politik liberal

Pixabay/PublicCo

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Institut Administrasi Bisnis Eropa (INSEAD), seseorang yang menganut politik konservatif cenderung lebih banyak berbelanja barang mewah sebagai penanda status sosial. Sebab, bagi para penganut ideologi konservatif, jenjang status dan pelanggengan status itu sangat penting.

"Kaum konservatif cenderung melihat barang-barang mewah untuk memperkuat stabilitas posisi mereka," kata Jeehye Christine Kim, salah satu peneliti.

2. Eksperimen penelitian melibatkan mereka yang ideologi konservatif dan liberal

Wikimedia.org/Mparweo

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kim dan timnya, 403 orang diminta untuk melihat tiga iklan dari sebuah produk kacamata yang sama. Iklan pertama ditujukan untuk menimbulkan motivasi mempertahankan status dengan tagline iklan "Keep Your Status with Status". Iklan kedua ditujukan untuk meningkatkan status dengan tagline "Update Your Status with Status", sementara iklan ketiga tidak memiliki kondisi status apa pun dengan mengusung tagline "Eyewear for Everyone".

Hasilnya menunjukkan bahwa baik itu konsumen dari kubu Republikan maupun Demokrat sama-sama menunjukkan keinginan yang besar untuk membeli produk yang mempertahankan dan meningkatkan status ketimbang produk yang tidak memiliki posisi status apa pun.

Namun, peneliti menekankan perhatian pada kubu Republikan yang lebih bersedia membayar untuk produk yang dapat mempertahankan status mereka.

Baca juga: Kemana Burberry "Membuang" Produk Mewahnya yang Tak Laku?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya