Studi: Ideologi Politik Ternyata Pengaruhi Belanja Barang Mewah Loh
Studi ini bisa digunakan brand mewah untuk membidik pembeli
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Prancis, IDN Times - Berbelanja merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian orang. Selain untuk memenuhi kebutuhan, kegiatan belanja juga bisa menjadi bentuk rekreasi yang asyik.
Biasanya, belanja dikaitkan dengan kemampuan ekonomi seseorang. Tetapi tahukah kamu, ada penelitian yang mengungkap bahwa kecenderungan seseorang berbelanja, terutama untuk barang mewah, ternyata dipengaruhi juga oleh pandangan politik. Mungkinkah?
Ternyata, politik dan belanja barang mewah berkaitan, setidaknya itu adalah hasil penelitian dengan judul paper, How Consumer's Political Ideology and Status-Maintenance Goals Interact to Shape Their Desire for Luxury Goods. Penelitian ini sudah diterbitkan di Journal of Marketing.
1. Penganut politik konservatif lebih mungkin berbelanja barang mewah dibandingkan dengan penganut politik liberal
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Institut Administrasi Bisnis Eropa (INSEAD), seseorang yang menganut politik konservatif cenderung lebih banyak berbelanja barang mewah sebagai penanda status sosial. Sebab, bagi para penganut ideologi konservatif, jenjang status dan pelanggengan status itu sangat penting.
"Kaum konservatif cenderung melihat barang-barang mewah untuk memperkuat stabilitas posisi mereka," kata Jeehye Christine Kim, salah satu peneliti.
Baca juga: Kemana Burberry "Membuang" Produk Mewahnya yang Tak Laku?