TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Hal yang Penting untuk Diperhatikan Sebelum Membuka Usaha Kuliner

Bukan cuma soal skill memasak #IDNTimesLife

ilustrasi berpikir (unsplash.com/abdullam)

Usaha kuliner memang gak ada matinya karena terkait pemenuhan kebutuhan pokok manusia. Terlebih dengan meningkatnya kesibukan orang-orang di zaman sekarang.

Banyak orang tidak punya waktu lagi untuk memasak setiap hari. Daripada menghabiskan waktu seharian di dapur, mereka lebih suka bekerja dan menggunakan sebagian penghasilan untuk membeli makanan siap santap.

Peluang banget kan, untukmu yang punya skill memasak? Namun, bukan cuma keahlian memasak yang diperlukan untukmu dapat memulai usaha kuliner. Delapan hal ini juga gak boleh kamu abaikan, lho.

1. Penting untukmu mendapatkan bahan baku dengan harga murah dan tetap berkualitas

ilustrasi berbelanja (unsplash.com/clemono)

Soal kualitas bahan untuk masakanmu nanti memang gak bisa ditawar-tawar lagi. Jangan sampai kamu membuat pembeli keracunan karena bahan-bahan makanan yang sudah rusak.

Akan tetapi karena kamu memasak untuk mendapatkan uang, wajib untukmu cermat soal harga-harga bahan. Bila kamu membelinya dari pedagang dekat rumah, mungkin harganya sudah lebih tinggi.

Mau tidak mau, kamu harus berbelanja di pasar induk atau langsung disuplai oleh petani, peternak, atau distributor resminya. Selain harganya lebih miring, kualitas bahan pasti juga masih sangat baik.

2. Seluruh proses memasak hingga penyajian wajib menjaga kebersihan

ilustrasi proses memasak (unsplash.com/nadaimporta)

Sebagai konsumen, kamu pernah punya pengalaman buruk apa saja terkait makanan yang kamu beli? Apakah kamu pernah mendapati rambut di dalam makanan yang akan disantap?

Tentu kamu akan seketika merasa mual, kan? Apalagi kalau rambut atau kotoran lainnya banyak. Gak peduli kamu laparnya kayak apa, kamu pasti memilih membuangnya.

Bahkan tidak berhenti sampai di situ. Kamu juga gak akan mau lagi membeli makanan dari penjual yang sama. Nah, jangan sampai pengalaman seperti ini terjadi pada pembeli daganganmu, ya!

Baca Juga: 3 Cara Menentukan Target Pasar Sebelum Membuka Bisnis

3. Jangan membuat pembeli menunggu terlalu lama

ilustrasi seorang koki (unsplash.com/johnathanmphoto)

Meski gak boleh asal-asalan, kecepatan dalam memasak dan menyajikan makanan pada pembeli memang harus diperhatikan. Bagaimanapun, mereka semua dalam keadaan lapar.

Belum lagi, waktu mereka mungkin terbatas sebab harus segera kembali bekerja. Jika mereka terlalu lama menunggu, mereka bisa membatalkan pesanan dan gak merekomendasikan rumah makanmu pada teman-temannya.

4. Pantang menggunakan zat-zat yang berbahaya

ilustrasi kedai halal (unsplash.com/sebastiangrochowicz)

Sebagai penjual makanan, wajib untukmu memiliki niat yang mulia di balik pekerjaanmu. Kamu gak boleh bekerja semata-mata demi uang.

Kamu harus punya rasa tanggung jawab untuk membuat orang kenyang dan sehat. Ini penting sekali biar kamu gak tergoda untuk mencampurkan zat-zat berbahaya ke dalam makanan untuk mendapatkan keuntungan besar.

Misalnya, formalin dan pewarna pakaian. Selain itu, kamu juga wajib jujur bila masakanmu menggunakan bahan yang tidak halal. Jangan sampai pembeli merasa dibohongi lalu gak percaya lagi padamu.

6. Tetapkan harga yang masuk akal

ilustrasi penjual dan pembeli (unsplash.com/arturorey)

Harga yang masuk akal artinya tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan harga bahan-bahannya dan harga dagangan sejenis. Kalau harga yang kamu tetapkan terlalu tinggi, siapa yang mau membelinya?

Namun ingat, gak usah juga menjual semurah-murahnya dengan mengorbankan kualitas bahan yang digunakan. Pokoknya, yang penting kamu gak rugi saja. Bila pembelimu banyak, kamu juga akan untung banyak. 

6. Lokasi berjualan harus strategis

ilustrasi truk es krim (unsplash.com/aginsbrook)

Strategis maksudnya bukan cuma ramai. Ramainya orang-orang di sekitar tempatmu berdagang hanyalah salah satu faktor keberhasilanmu. 

Kamu juga perlu mencermati siapa yang berpotensi menjadi pembelimu. Misal, kamu menjual jajanan dan minuman kekinian.

Tentu akan lebih cocok untukmu berdagang di tempat yang ramai oleh anak-anak dan remaja. Sedang untuk kawasan perkantoran, lebih tepat untukmu menjual makanan berat sebagai pilihan makan siang karyawan.

7. Gak cuma menarik, kemasan makanan juga harus memudahkan pembeli dalam menyantapnya

ilustrasi kemasan makanan (unsplash.com/weirdhkgirl)

Masa pandemik COVID-19 membuat orang memilih membungkus makanan yang mereka beli daripada makan di tempat. Dan mengingat masa pandemik masih akan panjang, kemungkinan besar kebiasaan baru ini bakal terus berlanjut.

Sebagai pengusaha kuliner, kamu gak boleh abai soal kemasan. Jika dahulu kemasan yang penting dapat untuk membawa makanan atau minuman dan bagus kalau difoto, sekarang harus pula gak bikin ribet pembeli saat hendak menikmatinya.

Pastikan kamu sudah melengkapi makanan yang dikemas untuk dibawa pulang dengan sendok dan tisu. Agar pembeli dapat langsung menyantapnya di mana pun. 

Baca Juga: 7 Tips dan Trik untuk yang Ingin Mulai Memulai Usaha Kuliner

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya