TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi Ingatkan soal Gentingnya Krisis Ekonomi 2023 di Rapat Kabinet

Jokowi bahagia banyak hal positif terjadi di 2022

Presiden Jokowi memberi sambutan di acara Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2020 (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo memimpin sidang kabinet di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/1/2023). Dalam membuka sidang kabinet, Jokowi mengaku senang ada banyak capaian positif pada 2022.

"Hari ini adalah sidang kabinet paripurna pertama pada 2023, saya ingin kembali ke 2022 terlebih dahulu. Alhamdullilah, saya melihat banyak capaian positif di tengah tekanan eksternal, di tengah kegentingan-kegentingan global yang memberikan ancaman risiko terhadap semua negara dan tahun turbulensi pada 2022, kita lalui dengan baik dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2022 sebesar 5,72 persen," ujar Jokowi.

"Kemungkinan nanti, jatuh di rata-rata tahunannya saya kira di 5,2 atau 5,3 persen dan juga kalau kita melihat di sisi inflasi, kita dapat mengendalikan di angka 5,5 persen, ini juga sebuah capaian yang sangat baik," sambungnya.

Baca Juga: Ada Badai Ekonomi Dunia, Airlangga Pede Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen

Baca Juga: Kemenkeu Perkirakan Ekonomi Kuartal IV Bisa Tumbuh di Bawah 5 Persen

1. Jokowi bersyukur pendapat negara tumbuh 30,36 persen

Presiden Jokowi saat berbincang santai dengan tim IDN Times di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (25/11/2022). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Jokowi bersyukur pendapatan negara tumbuh 30,36 persen. Dia berharap, pertumbuhan positif selama 2022 juga terjadi di tahun 2023. Jokowi mengatakan, 2023 merupakan tahun yang tidak mudah bagi semua negara. Sebab, ada sejumlah tekanan geopolitik yang sangat tinggi.

"Ekonomi dunia melemah, utamanya negara besar seperti Uni Eropa, China, Amerika Serikat (AS), saya kira diperkirakan akan melemah semua, padahal ekspor kita dengan Negara-negara itu sangat besar, sehingga kita juga harus hati-hati," ucap dia.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2023 diprediksi menurun dari sebelum 2,9 persen menjadi 1,7 persen. Oleh karena itu, Jokowi meminta jajaran menteri di Kabinet Indonesia Maju bersiap menghadapi krisis.

"Ini proyeksi dari Bank Dunia, sehingga ini menjadi tantangan bagi kita, tetapi karena kita masih bisa menghadapi tahun 2022 dengan baik, insyaAllah di 2023 juga bisa," kata dia.

Baca Juga: Bos Bank BUMN Janji ke Jokowi Bakal Dukung Hilirisasi Industri

2. Perubahan yang ada dunia harus bisa cepat direspons

Presiden Joko “Jokowi” Widodo beri arahan dalam Rakornas BMKG 2022. (dok. YouTube Info BMKG).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta kepada jajarannya untuk bisa merespons dengan cepat apa yang menjadi perubahan di dunia. Apabila hal itu bisa dilakukan, Indonesia tidak akan mengalami krisis seperti apa yang dialami negara lain.

"Kebijakan-kebijakan yang kita lakukan juga dari membaca dengan cepat dinamika yang ada di dunia dan kita berharap ekspor kita masih baik, investasi juga masih baik, kemudian kita juga akan terus memperkuat hilirisasi karena ini akan memberikan dampak yang luas bagi kesempatan kerja bagi rakyat kita dan juga akan menambah devisa bagi negara," kata dia.

Lebih lanjut, Jokowi juga meminta penggunaan APBN 2023 difokuskan pada kegiatan yang produktif. Misalnya, berfokus pada program penciptaan lapangan pekerjaan, hingga pengentasan kemiskinan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya