TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi: Kalau Harga BBM Naik Ada yang Setuju?

Jokowi mengingatkan kebutuhan BBM RI setengahnya impor

Presiden Jokowi pakai Baju Adat Batak Toba di Acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menghadiri acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan, Sumatra Utara. Jokowi membuka pidatonya meminta masyarakat agar berhati-hati dalam menghadapi ketidakpastian global.

"Sekarang ini, semua negara tidak berada pada posisi yang aman-aman saja, hati-hati mengenai ini," ujar Jokowi dalam pidatonya yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (7/7/2022).

Menurut Jokowi, ketidakpastian global diakibatkan karena adanya pandemik COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina. Kedua peristiwa itu berdampak pada jurang krisis pangan dan energi.

Baca Juga: Harga Pertalite jika Tak Disubsidi Tembus Rp30 Ribu per Liter

1. Harga minyak dunia naik dua kali lipat

Presiden Jokowi pakai Baju Adat Batak Toba di Acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Di hadapan masyarakat, Jokowi menyebut harga minyak dunia kini sudah naik dua kali lipat. Sebelum pandemik dan perang, harga minyak berada di angka 60 dolar AS perbarel.

"Sekarang ini 110-120 dolar AS per barel, sudah dua kali lipat, hati-hati, negara kita ini masih tahan, untuk tidak menaikkan namanya Pertalite," ucap Jokowi.

"Negara lain yang namanya BBM, bensin itu sudah berada di angka Rp31 ribu, di Jerman, di Singapur Rp31 ribu, Thailand sudah Rp20 ribu, kita masih Rp7.650, karena apa? Disubsidi oleh APBN. Jangan tepuk tangan dulu, ini kita masih kuat dan kita berdoa supaya APBN tetap masih kuat memberi subsidi," sambungnya.

Baca Juga: Ukraina Blokir Aliran Gas Alam Rusia, Harga di Eropa Melonjak

2. Jokowi tanya bila BBM naik setuju atau tidak?

Presiden Jokowi pakai Baju Adat Batak Toba di Acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jokowi mengatakan bila Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah tak kuat lagi memberikan subsidi untuk BBM, pemerintah kemungkinan menaikkan harga. Karena itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menanyakan kepada hadirin, apakah setuju bila harga BBM dinaikkan?

"Kalau sudah tidak kuat, mau gimana lagi, iya kan? Kalau BBM naik ada yang setuju? Pasti semua akan ngomong 'tidak setuju'," katanya.

Jokowi mengingatkan kepada masyarakat, setengah dari kebutuhan BBM Indonesia berasal dari impor. Menurutnya, ada 1,5 juta barel BBM yang diimpor.

"Artinya apa? Kalau harga di luar naik, kita juga harus membayar lebih banyak, supaya kita semua ngerti masalah ini," ujar dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya