TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Larang Jokowi Impor Alkes, Mega: Masa Gituan saja Gak Bisa Bikin

Megawati minta Indonesia tak lagi impor alkes

Presiden Jokowi melantik dewan pengarah BRIN di Istana Negara pada Rabu (13/10/2021). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri meminta kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk tidak lagi impor alat kesehatan (alkes). Megawati mengatakan, ada kerentanan sistem kesehatan nasional akibat ketergantungan pada impor.

"Dalam upaya ini PDI Perjuangan mencatat adanya kerentanan sistem kesehatan nasional akibat ketergantungan pada impor," ujar Megawati dalam pidatonya di HUT ke-49 PDI Perjuangan yang disiarkan secara virtual, Senin (10/1/2022).

Baca Juga: Lagi-lagi Megawati Diisukan Meninggal, PDIP Bakal Ambil Langkah Hukum

Baca Juga: Sah! Jokowi Lantik Megawati Jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN

1. Megawati sebut banyak orang pintar di Indonesia

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan keterangan pers usai pengukuhan dirinya sebagai Ketua Umum PDIP periode 2019-2024 dalam Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2019). Megawati Soekarnoputri terpilih kembali secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan periode 2019-2024 (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Dalam pidatonya, Megawati menyebut banyak orang pintar di Indonesia. Dia juga mendorong agar industri kesehatan dalam negeri untuk mampu memproduksi alkesnya sendiri.

"Dari dulu ya itu lagi lho ya Pak Jokowi. Ga usah yang megah-megah dululah ya, tapi kan, masa alat suntik atau apa dan lain sebagainya itu masih saja dari luar. Masa gituan saja kita gak bisa bikin ya. Menurut saya lagi lho," katanya.

"Saya nanya ini kepada orang-orang pinter lho. Orang Indonesia itu banyak yang pinter," sambungnya.

Baca Juga: Geram Impor Alkes Masih Tinggi, Luhut: Mau sampai Kapan Begini?

2. Gakeslab ungkap biang kerok RI masih impor alat tes PCR

Warga menjalani tes usap (swab test) melalui mobil tes polymerase chain reaction (PCR) saat tes usap massal di Kecamatan Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (26/9/2020). (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab), Randy Teguh mengatakan impor alat tes PCR masih dilakukan karena kapasitas produksi alat tes PCR di Indonesia belum menutupi kebutuhan.

Randy mengatakan biasanya pengadaan alat tes PCR dilakukan melalui e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Di e-katalog tersebut, ada 52 produk reagent PCR yang tersedia. Ternyata, dari 52 produk tersebut, hanya 3 yang diproduksi di Indonesia.

"Otomatis belum mencukupi, makanya masih banyak impor. Karena kan kalau impornya 49 reagent, produksi dalam negerinya 3, apakah yang 3 ini mampu mengganti yang 49 itu?" kata Randy kepada IDN Times.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya