TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bingung Mau Jadi Reseller atau Dropshipper? Kenali Perbedaannya, Yuk!

Wajib dibaca bagi kamu yang mau merintis jualan online, nih

pexels.com/Ivan Samkov

Seiring berkembangnya zaman, transaksi antara penjual dan pembeli kini tidak harus dilakukan secara langsung. Dengan adanya toko-toko online yang berkembang pesat, apapun yang kamu butuhkan terasa lebih mudah didapatkan.

Apalagi bagi kamu yang mau merintis jualan online, kamu gak harus mempunyai produk sendiri untuk dijual, lho! Untuk mendapat penghasilan tambahan kamu bisa bergabung menjadi reseller atau dropshipper. Mungkin reseller sudah gak asing lagi di telinga masyarakat. Bagaimana dengan dropshipper

Reseller dan dropshipper sebenarnya memiliki persamaan sebagai seseorang yang menjual kembali barang dari produsen. Tapi, apa sih yang membedakan antara reseller dan dropshipper? Agar kamu tidak tambah bingung dalam memilih, kenali dulu yuk perbedaannya berikut ini.

Baca Juga: Ini 5 Bisnis Online yang Tren di Era Pandemik COVID-19 

1. Cara memasarkan produk

Clothing line (pexels.com/Sam Lion)

Dari segi cara memasarkan produk keduanya terbilang memiliki perbedaan yang signifikan, lho! Bagi kamu yang memilih menjadi reseller, kamu dapat menawarkan produk secara langsung kepada konsumen, karena reseller tentunya sudah memiliki stok barang yang siap untuk dijual.

Sedangkan bagi dropshipper, kamu tidak akan bisa menawarkan produk secara langsung kepada konsumen karena kamu gak memiliki stok barang. Kamu hanya bisa menawarkan produk lewat sosial media atau marketplace.

2. Modal yang diperlukan

pexels.com/Karolina Grabowska

Pada umumnya dalam menjalakan sebuah bisnis tentunya yang terbayang di pikiranmu pertama adalah modal, bukan? Tapi, beda halnya dengan dropshipper. Jika kamu memilih sebagai dropshipper, kamu gak perlu pusing memikirkan modal awal, lho! Hal ini karena kamu tidak perlu lagi melakukan stok barang. Kamu bisa menjual produk dari produsen dalam jumlah satuan atau jumlah yang banyak ke konsumen.

Di sisi lain untuk menjadi reseller, kamu membutuhkan modal awal untuk membeli stok barang dari produsen terlebih dulu dalam jumlah yang cukup banyak yang kemudian dijual ke konsumen.

3. Proses pengiriman

pexels.com/Artem Podrez

Dalam hal pengiriman produk yang kamu jual, sebagai reseller kamulah yang memiliki tanggung jawab dari segi pengemasan, pengiriman hingga memastikan barang sudah sampai ke konsumen. 

Beda halnya dengan dropshipper, kamu tidak perlu lagi memikirkan cara pengemasan hingga pengiriman produk ke konsumen. Produsen yang bertanggung jawab untuk hal itu. Jadi, dropshipper akan berfokus menjadi perantara antara produsen dan konsumen.

4. Risiko yang bisa saja dialami

pexels.com/energepic.com

Setiap bisnis tentunya memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. Menjadi dropshipper memang terbilang memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan reseller, karena kamu gak perlu modal untuk membeli stok produk dalam jumlah banyak. 

Hanya saja risiko yang mungkin terjadi adalah kekecewaan dari konsumen terhadap kualitas produk yang kamu tawarkan tidak sesuai. Hal ini tentu bisa terjadi sebab kamu tidak bisa melihat produk tersebut secara langsung. 

Jika dilihat risiko sebagai reseller memang lebih tinggi, kamu bisa saja mengalami kerugian yang cukup besar jika stok produk yang kamu jual tidak laku.

Baca Juga: 5 Tips Sukses jadi Reseller, Bisnis Online yang Bisa Dicoba

Verified Writer

Vera Yunii

Senang menulis untuk berbagi informasi :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya