TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Terus Anjlok, Ini 5 Investasi yang Berpotensi Menguntungkan

Selalu ada kesempatan di tengah kesempitan

Unsplash.com/Sharon McCutcheon

Meski kurs rupiah terhadap dolar sedang turun, bukan berarti keadaan ekonomi di Indonesia serta-merta jadi krisis. Ketahanan mata uang kita bahkan masih lebih sehat  dibanding sejumlah negara yang mengalami pelemahan kurs. 

Pola perekonomian harusnya tetap berjalan normal, begitu pula kegiatan investasi. Apa saja yang bisa dilakukan saat rupiah sedang lemah? Nah, 5 investasi di bawah ini mungkin bisa jadi pertimbanganmu.

1. Surat utang negara

Unsplash.com/ Olu Eletu

Pada tahun 2006, pemerintah untuk pertama kalinya menerbitkan surat utang bagi investor-investor kecil melalui obligasi ritel Indonesia alias ORI. Dengan uang Rp 5 juta, mereka sudah bisa membeli ORI sebagai bentuk investasi.

Imbal hasil dalam surat utang disebut kupon, yang besarannya tetap ditentukan oleh penerbit surat utang. Selain jumlah imbal hasil yang biasanya lebih tinggi dari deposito, ORI unggul dari segi sekuritasnya. Karena risikonya lebih minim dibandingkan membeli obligasi korporasi, saham, dan reksadana.

Ada 18 bank dan enam perusahaan sekuritas yang jadi agen resmi penjual ORI. Sehingga memudahkan masyarakat yang ingin berinvestasi dengan membeli ORI.

Baca juga: Rupiah Kian Melemah, Ini 5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan

2. Properti

Unsplash.com/Brian Babb

Properti lama kelamaan beralih jadi sesuatu yang primer, karena kebutuhan masyarakat terhadap hunian dan bangunan makin meningkat. Pertumbuhan nilai properti akan naik setiap tahunnya seiring berjalannya waktu. Untuk itu, properti bisa jadi investasi jangka panjang yang baik. Meski terjadi infasi atau kenaikan harga, permintaan pasar terhadap properti seperti rumah, ruko, dan real estate terus meningkat.

3. Investasi emas

astronacci.com

Jual beli emas juga menjadi investasi yang cukup populer dan menguntungkan di Indonesia, karena nilainya tak tergerus inflasi. Namun, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan harga jual, salah satunya nilai tukar mata uang.

Saat rupiah melemah terhadap dolar, maka harga emas relatif turun. Biasanya masyarakat membeli emas dalam kondisi seperti saat ini dan menjualnya kembali saat rupiah menguat dengan harga tinggi.

Karena itulah, laba investasi emas baru bisa dirasakan dalam jangka panjang. Selain kurs, faktor lain yang mempengaruhi harga emas adalah produksi emas sunia, peningkatan permintaan industri perhiasan, stok emas di bank dunia, serta isu politik.

4. Sektor pariwisata

Unsplash.com/Steven Lewis

Sektor pariwisata yang menerima transaksi dolar nampaknya relatif stabil di tengah pelemahan rupiah. Contohnya seperti resor hingga toko oleh-oleh di kawasan wisata, terutama yang ramai dikunjungi turis mancanegara. Karena dolar menguat, harga akomodasi di Indonesia nampak lebih murah sehingga bisa mendongkrak konsumsi wisatawan.

Baca juga: Kurs Rupiah Tembus di Atas Rp 14 Ribu, Indonesia Dinilai Bukan yang Terparah

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya