TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta-Fakta Negosiasi Tahunan Jepang-Rusia soal Penangkapan Ikan

Negosiasi tahunan yang bernilai ratusan juta yen  

Ilustrasi bendera Jepang (kiri) dan bendera Rusia (kanan). (pixabay.com/Conmongt)

Jakarta, IDN Times - Jepang mendesak Rusia untuk memulai pembicaraan tahunan soal perjanjian penangkapan ikan bilateral antara kedua negara. Desakan itu disampaikan pada Senin (23/1/2023).

Upaya tersebut dilakukan setelah Tokyo menerima kabar dari Kedutaan Besar Jepang di Moskow pada Kamis, yang mengatakan bahwa pihak Rusia tidak dapat mengadakan pembicaraan tahunan ini, NHK News melaporkan.

Jepang pun menyesalkan keputusan sepihak Kementerian Luar Negeri Rusia yang tidak dapat memberikan informasi terkait tanggal yang cocok, untuk mengadakan negosiasi antar pemerintah. Negeri Sakura menggambarkan hal itu sebagai tindakan yang tidak dapat diterima.

Baca Juga: Jepang Akan Gunakan Perannya di G7 dan PBB untuk Menekan Rusia 

Baca Juga: Balas Sanksi Ekonomi Jepang, Rusia Batalkan Kunjungan Bebas Visa

1. Respons pemerintah Jepang

Juru bicara pemerintah Jepang, Hirokazu Matsuno, mengatakan bahwa pihaknya akan meminta Moskow untuk segera memulai pembicaraan, agar kapal penangkap ikan dapat mulai beroperasi secepat mungkin pada musim ini.

"Kami akan dengan tegas meminta Rusia terlibat dalam pembicaraan antar pemerintah sehingga operasi penangkapan ikan kami dapat dimulai sesegera mungkin pada 2023," kata Matsuno dalam konferensi pers reguler, dikutip dari Kyodo News.

Baca Juga: Diplomatnya Dituduh Mata-mata, Jepang Balas Usir Diplomat Rusia

2. Perihal 'Pakta Keselamatan Penangkapan Ikan' antara Tokyo-Moskow

Ilustrasi hasil laut. (unsplash.com/Duangphorn Wiriya)

Setiap tahun, Tokyo dan Moskow melakukan pembicaraan mengenai penangkapan ikan bersama oleh nelayan di zona ekonomi eksklusif (ZEE) 200 mil kedua negara. Pembicaraan tersebut berdasarkan pada pakta bilateral yang dibuat oleh pemerintah kedua belah pihak pada 1998.

Kesepakatan dirancang guna memastikan kapal penangkap ikan Jepang yang beroperasi di perairan dekat pulau-pulau yang disengketakan Moskow-Tokyo di lepas pantai Hokkaido, tidak ditahan atau disita oleh otoritas Rusia.

Dalam negosiasi yang berlangsung tiap tahunnya, kedua negara akan menentukan kesepakatan periode penangkapan ikan, ukuran tangkapan, serta jumlah uang yang dibayarkan oleh pihak Jepang.

Perjanjian pemanenan ikan tersebut mencakup spesies laut, seperti ikan Pollock Alaska, mackerel Atka, gurita, dan spesies lainnya. Periode memancing pun biasanya dimulai pada awal Januari.

Atas kesepakatan tersebut, Jepang memberikan imbalan uang kepada otoritas Rusia. Jumlah pembayaran ikan pun tergantung pada hasil tangkapan dan kesepakatan dari negosiasi tahunan.

3. Rusia sempat menangguhkan perjanjian

Ilustrasi bendera Rusia. (pixabay.com/IGORN)

Pada Juni 2022, Rusia menangguhkan pelaksanaan perjanjian dengan Jepang mengenai isu-isu kerja sama pemanenan sumber daya hayati laut, sampai Tokyo memenuhi kewajiban pembayarannya, dikutip dari kantor berita Rusia Tass.

Pihak Rusia mengatakan bahwa tetangga Asia Timurnya itu telah berhenti melakukan pembayaran untuk proyek pembangunan di wilayah Sakhalin. Wilayah itu diklaim Moskow sebagai bagian integral guna memastikan berjalannya perjanjian antar pemerintah.

Namun, operasi penangkapan ikan dilanjutkan setelah Jepang pada akhir September menyelesaikan perselisihan perihal masalah tersebut, dengan mentransfer 150 juta yen (Rp17,2 miliar) ke pihak Rusia.

Verified Writer

Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya