TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

12 Komitmen TBS Energi Targetkan Emisi Karbon pada 2030

Kegiatan usaha berfokus lingkungan, manusia dan tata kelola

TBS Energi Utama dalam media briefing, Kamis (10/11/2022) (IDN Times/Raihan Ali)

Jakarta, IDN Times - PT TBS Energi Utama Tbk. (TBS) menyampaikan serangkaian komitmennya dalam upaya menerapkan konsep berkelanjutan (sustainability) yang lebih menyeluruh, untuk target emisi karbon atau carbon neutrality yang akan diterapkan di sektor bisnis pada 2030.

Komitmen ini diterapkan sejak diselenggarakannya COP26 di Glasgow, Skotlandia tahun lalu. Melalui komitmen ini, TBS berupaya menunjukkan sustainability terintegrasi secara langsung dalam model bisnis TBS dan tidak terpisah.

TBS berkomitmen membawa sustainability ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengintegrasikan rasa hormat terhadap lingkungan, kepedulian bersama dan perilaku bisnis yang bertanggung jawab, melalui The Strecth Goals dari tiga dimensi, yaitu Thriving Environment (lingkungan yang lestari), Empowered People (Masyarakat Berdaya), dan Trusted Partner (Mitra Terpercaya).

1. TBS2030 sebagai acuan dan roadmap perusahaan

ilustrasi perusahaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Serangkaian komitmen ini disebut TBS2030, singkatan dari “Towards a Better Society 2030”. Terdiri dari 12 goals yang menjadi acuan dan roadmap perusahaan saat menjalani bisnis, dari level strategis sampai operasional di lapangan.

Dalam penerapannya, TBS memutuskan untuk menambah beberapa komitmen lain mencakup tiga pilar keseluruhan yakni E (Environment/lingkungan), S (Social/sosial), G (Governance/Tata Kelola).

“Ini merupakan pengakuan bahwa sustainability sudah menjadi kewajiban perusahaan di era modern ini. TBS2030 merupakan cara TBS untuk turut serta ambil bagian dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s), yang merupakan agenda global dan juga pemerintah Republik Indonesia,” ujar Wakil Direktur TBS, Pandu Sjahrir, Kamis (10/11/2022).

Pandu menjelaskan, TBS2030 merupakan sebuah roadmap yang jelas serta transparan bagi para stakeholder untuk melihat kemajuan perusahaan. Sebanyak 12 goals ini yang menjadi acuan dan roadmap dalam menjalankan bisnis, dan membantu perusahaan untuk mencapai Carbon Neutrality dan Fair Transition pada 2030.

“Kami tidak mengklaim kami memiliki semua jawaban untuk mencapai tujuan tersebut, tetapi kami mencoba terus meningkatkan diri untuk menjadi lebih baik. TBS2030 adalah cara bagi kami untuk mengambil bagian dalam tujuan global, dan mendukung agenda pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero pada 2060,” ujar Pandu.

2. Model bisnis yang menjadi DNA bagi TBS

ilustrasi perusahaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Pandu, sustainability sudah menjadi kewajiban tersendiri bagi perusahaan, TBS sudah tidak asing dengan konsep ini. Transisi model bisnis TBS sudah membuktikan bahwa sustanability sudah menjadi DNA bagi TBS yang lebih kuat, daripada membuat program-program terpisah di bidang lingkungan atau sosial.

“Di era yang serba terbuka dan transparan ini, sudah tidak ada lagi business model B2B atau B2C, yang ada hanyalah H2H (Human to Human), yang berarti semua berhak untuk tahu, apakah perusahaan melakukan kegiatan usahanya secara bertanggung jawab. Yang menjadi penting adalah apa kontribusi perusahaan bagi lingkungan, manusia, dan tata kelola di dalamnya,” kata dia.

Pandu menerangkan transisi model bisnis TBS dari awal adalah batubara, listrik, renewable energi dan electric vechicle (EV). Dengan contoh pada sektor kendaraan listrik, TBS memiliki perusahaan joint venture dengan GoTo Group bernama Electrum, yang memiliki lebih dari 250 motor listrik di Jakarta, yang dapat diakses melalui aplikasi Gojek oleh masyarakat, dengan total sudah menempuh jarak lebih dari 4 juta kilometer.

“Motor Electrum juga baru saja menjadi partner resmi shuttle service provider untuk rangkaian acara B20 dan G20 di Bali. Kita ingin membawa bisnis yang ramah lingkungan ini lebih dekat kepada konsumen,” ungkap Pandu.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya