TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bertemu di Jakarta, Wamenlu AS-RI Bahas Ekonomi sampai Myanmar

Wamenlu AS juga akan gelar courtesy call dengan Menlu Retno

Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar dan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Wendy R. Sherman di Jakarta. Sumber: Kementerian Luar Negeri

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar telah mengadakan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Wendy R. Sherman di Jakarta pada hari ini, Senin (31/5/2021).

Pada konferensi pers setelah pertemuan, Mahendra mengatakan bahwa dalam rangkaian kunjungan ke Jakarta tersebut Sherman juga akan melakukan courtesy call ataupun pertemuan kunjungan kehormatan dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada sore ini.

“Dan tentu, kunjungan Wakil Menteri Sherman di tengah situasi pandemi saat ini merefleksikan komitmen tinggi di antara kedua negara untuk memperkuat kerja sama yang setara dan saling menguntungkan,” jelasnya.

Menurut Mahendra, sejak pelantikan Presiden Joe Biden pada Januari lalu, Indonesia berharap bahwa dari sisi bilateral kerja sama di antara kedua pihak akan semakin meningkat dan masuk ke bentuk kerja sama yang konkret dalam mengisi kerangka Kemitraan Strategis Indonesia-Amerika Serikat.

Ia juga mengatakan Indonesia berharap akan kontribusi Amerika bagi stabilitas, keamanan dan perdamaian di Indo Pasifik.

“Dan dalam konteks global peran Amerika Serikat yang penting dalam memajukan nilai-nilai multilateralisme untuk mengatasi berbagai tantangan global,” ujarnya.

Baca Juga: Joe Biden: Israel-Palestina Layak Hidup Damai

1. Berupaya tingkatkan perdagangan

Presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden membahas dampak reaksi pemerintah Trump dalam penanggulangan wabah penyakit virus corona (COVID-19) terhadap ekonomi AS saat berpidato di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Jumat (4/9/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Mahendra lebih lanjut mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut, kedua wakil menteri juga membahas penguatan kerjasama bilateral kedua negara di bawah kerangka Kemitraan Strategis yang mencakup kerja sama bidang ekonomi, yang di dalamnya termasuk perdagangan, investasi, kerjasama digital, kesehatan, teknologi, dan juga membahas mengenai kerjasama perubahan iklim (climate change).

“Di dalamnya juga mencakup mengenai upaya terus memperkuat hubungan yang sudah ada dalam hal ini, termasuk joint task force di antara Indonesia - Amerika Serikat yang mencakup beberapa elemen kerja sama penting, termasuk juga dalam mendorong transisi energi Indonesia untuk semakin memperkuat kontribusi dari faktor energi terbarukan dan energi baru,” katanya.

Menurut Mahendra, dalam hal kerjasama ekonomi, mereka berharap nilai perdagangan RI-AS yang mendekati 30 miliar dolar AS saat ini dapat meningkat dalam waktu dekat. Untuk hal itu, katanya, kedua wakil menteri tadi membahas mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan.

“Juga termasuk di dalamnya perpanjangan pemberian fasilitas GSP/Generalized System of Preferences yang dalam proses akan difinalkan oleh proses legislasi di Amerika tetapi kedua pemerintah merasa optimis bahwa hal ini akan berlanjut dan siap untuk bekerja sama lebih kuat lagi di dalam elemen ini,” ujar Mahendra.

Baca Juga: Naik Drastis! 10 Harga Makanan Khas Indonesia di Amerika Serikat

2. Targetkan kenaikan investasi

Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo bersama dengan Presiden AS Joe Biden (Instagram.com/jokowi)

Selain itu, kedua wakil menteri juga kami membahas mengenai kerangka kerja sama untuk pengembangan ke depan karena Amerika, selain mitra dagang, juga adalah mitra dan sumber investasi yang penting bagi Indonesia.

“Terutama di industri-industri yang Amerika memiliki kekuatan dan daya saing yang tinggi,” jelas Mahendra.

Ia menambahkan bahwa ia juga telah menyampaikan kepada Sherman mengenai perkembangan penerapan Undang-Undang Cipta Kerja dan langkah-langkah untuk sosialisasi yang akan dilakukan termasuk mengundang pihak bisnis dan investor Amerika Serikat untuk memberikan masukkan, memberikan feedback/umpan balik kepada pemerintah mengenai hal ini.

Keduanya juga membahas mengenai perkembangan tentang Sovereign Wealth Fund Indonesia atau Indonesia Investment Authority (INA), di mana pihak Amerika serikat melalui US International Development Finance Corporation (USDFC) terus melakukan diskusi dan pembahasan dengan pihak Indonesia untuk merealisasi rencana ataupun keinginan untuk partisipasi di dalam investasinya di institusi baru ini.

“Berkaitan dengan perubahan iklim, kami sepakat untuk memanfaatkan sebesar-besarnya Joint Task Force yang sudah dibentuk dalam membahas langkah-langkah menuju kepada rencana masing-masing negara menuju net zero emission, transisi energi lalu mengenai natural capital solution, dan juga pembiayaan untuk program perubahan iklim atau Climate Finance,” katanya.

Baca Juga: Negaranya Masih Kacau, Junta Myanmar Setujui Investasi Rp40 Triliun

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya