Eropa Harus Siapkan Rencana Darurat jika Rusia Stop Pasokan Gas
UE terima 40 persen gasnya melalui jaringan pipa Rusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Jeffrey Schott, seorang rekan senior di Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional, mengungkapkan bahwa negara-negara Kelompok 7 (G7) perlu bersiap-siap untuk penutupan total jaringan pipa gas Rusia dalam waktu dekat, dan ia memperingatkan hal itu bisa memiliki konsekuensi parah bagi ekonomi Eropa.
“G7 harus bersiap untuk penghentian gas. G7 dapat menangani pengurangan minyak. Ada pasokan lain yang bisa didapat di seluruh dunia, tetapi gasnya bisa dimatikan dan itu akan memiliki konsekuensi,” katanya kepada CNBC, Senin (27/6/2022).
“Rusia telah mengurangi secara substansial aliran gas ke Jerman dan melalui Ukraina, jadi menutup pipa bukanlah hal yang mustahil. Rusia juga menjual beberapa LNG (gas alam cair) ke Eropa tetapi tidak sebanyak itu,” tambahnya.
Baca Juga: Bakal ke Rusia, Jokowi Minta Putin Hentikan Perang
Baca Juga: Ukraina Akan Cabut Kebijakan Bebas Visa bagi WN Israel dan Rusia
1. Dampak pemutusan total pasokan Rusia
Menurut Schott, pemutusan total pasokan Rusia akan memicu penjatahan gas setidaknya untuk jangka pendek.
“Pasokan Rusia sebagian akan diimbangi dengan peningkatan impor LNG, peningkatan pasokan dari Norwegia dan Aljazair, peralihan bahan bakar ke batu bara, dan langkah-langkah konservasi,” ungkap Schott.
Gazprom, perusahaan energi negara Rusia, telah mengurangi aliran gasnya ke Eropa sekitar 60 persen selama beberapa minggu terakhir. Langkah tersebut membuat Jerman, Italia, Austria, dan Belanda mengungkapkan bahwa mereka dapat kembali menggunakan batu bara.
Baca Juga: Kunjungi Kiev, 4 Pemimpin Eropa Ini Dukung Ukraina Gabung Uni Eropa