TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Manfaatkan Tren Ramadan untuk Tingkatkan Omzet Bisnis

Yuk raup cuan di bulan penuh berkah!

Co-founder dan COO Xendit, Tessa Wijaya (dok. Xendit)

Jakarta, IDN Times - Momen Ramadan dan Lebaran memiliki tradisi unik yang biasanya terus dipertahankan seperti saling mengirim bingkisan, berbuka puasa bersama, dan belanja untuk persiapan Idul Fitri.

Berbagai tradisi tersebut nyatanya menawarkan peluang emas bagi para pelaku bisnis untuk menaikkan omzet usaha. Menurut survei yang dilakukan oleh The Trade Desk bersama YouGov, sebanyak 68 persen masyarakat Indonesia berencana untuk belanja online lebih banyak tahun ini, meningkat 19 persen dibandingkan tahun lalu.

Beberapa kategori terfavorit adalah bingkisan, baju dan aksesoris, kebutuhan ibadah, serta bahan makanan. Selain itu, survei Jakpat juga menunjukkan bahwa 43 persen masyarakat berencana meningkatkan anggaran pengeluaran Ramadan 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

Oleh sebab itu, penting bagi para pelaku bisnis untuk terus memantau tren konsumen dan meraih peluang dari momen ini untuk meningkatkan penjualan.

“Berdasarkan data Xendit, kami melihat adanya tren kenaikan jumlah transaksi di sektor konsumtif pada setiap bulan Ramadan menuju Idul Fitri. Sebagai referensi, pada tahun 2022 terjadi kenaikan jumlah transaksi lebih dari 150 persen, seiring dengan peningkatan total nominal transaksi di atas 50 persen. Untuk mengantisipasi hal ini, Xendit telah memastikan kesiapan kapasitas dan reliabilitas sistem kami agar proses transaksi berjalan dengan lancar.” ujar Co-Founder dan COO Xendit, Tessa Wijaya dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Jumat (7/4/2023).

Xendit pun kemudian membagikan tips bagaimana para penjual bisa meningkatkan omzet dengan memanfaatkan berbagai tradisi dan kebiasaan unik di masa Ramadan.

Berikut ulasannya:

Baca Juga: 15 Ide Bisnis Hampers Lebaran yang Simpel tapi Unik, Pasti Untung

1. Gencarkan promosi saat sahur, ngabuburit, dan buka puasa

IDN Times/Imam Rosidin

Kebiasaan sahur, ngabuburit, dan buka puasa yang erat dengan Ramadan ikut mempengaruhi pola perilaku pengguna di dunia maya.

Penggunaan internet pada saat sahur (93 persen) dan berbuka puasa (84 persen) akan meningkat seiring dengan kecenderungan pengguna untuk menggunakan handphone mereka saat makan.

Di sisi lain, penggunaan internet diperkirakan menurun beberapa jam sebelum waktu buka puasa (63 persen) dan di malam hari (52 persen) ketika kebanyakan orang memilih untuk bersosialisasi dan menjalankan ibadah Tarawih.

“Dengan adanya pergeseran waktu prime time, pelaku usaha harus menggencarkan promosi dan interaksi dengan konsumen di jam-jam strategis agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal,” ucap Tessa.

Baca Juga: 7 Peluang Bisnis Bermodal Murah untuk Raup Untung selama Ramadan

2. Buat paket hampers untuk tingkatkan loyalitas pembeli

Hampers #DateWithHeinz (Dok. Heinz ABC Indonesia)

Semenjak pandemik COVID-19 dan menurunnya interaksi tatap muka, banyak orang yang memilih menunjukkan perhatian kepada rekan dan keluarga melalui pengiriman hampers atau bingkisan Ramadan.

Survei Jakpat menunjukkan, 46 persen responden berencana untuk meningkatkan alokasi anggaran untuk bingkisan atau hampers.

“Untuk merespon tren ini, pelaku bisnis bisa membuat paket hampers berisi bundling produk jualan yang dikemas dengan apik atau berkolaborasi dengan brand lain. Selain itu, mereka juga bisa memberikan promo khusus Ramadan seperti diskon, gratis ongkir, atau bahkan menawarkan hampers yang bisa dikustomisasi,” beber Tessa.

3. Beri promo buka bersama (Bukber)

ilustrasi Ramadan (IDN Times/Esti Suryani)

Tradisi bukber sangat identik saat Ramadan. Jakpat menemukan bahwa 8 dari 10 orang Indonesia menyatakan tertarik berbuka bersama dengan keluarga dan teman-teman.

“Pelaku bisnis dapat memanfaatkan ketertarikan ini misalnya dengan menyediakan voucher diskon buka bersama jika pembeli check out dengan nominal tertentu,” ujar Tessa.

Baca Juga: Cara Memulai Bisnis Katering Makanan Lebaran dan Triknya

4. Manfaatkan THr dan momen belanja Idul Fitri

ilustrasi THR (IDN Times/Aditya Pratama)

Beberapa pekan sebelum Idul Fitri, karyawan se-Indonesia akan menerima Tunjangan Hari Raya (THR) yang biasanya dipakai untuk keperluan hari raya seperti mudik dan kebutuhan rumah tangga.

Pakaian (88 persen) menjadi barang utama yang ingin dibeli saat Ramadan. Kemudian diikuti oleh peralatan ibadah (66 persen) dan sepatu (60 persen).

“Tren berbelanja yang meningkat setelah THR ini bisa dimanfaatkan oleh pelaku bisnis dengan menawarkan berbagai produk bertemakan Ramadan, berkolaborasi dengan brand yang memiliki nuansa Ramadan, serta menggunakan iklan atau ads untuk lebih efektif menjangkau konsumen terutama pada saat prime time,” tutur Tessa.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya