TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada Isu Tapering, Rupiah Terkulai Lawan Dolar AS

Rupiah dibuka melemah 17 poin ke level Rp14.330 per dolar AS

Ilustrasi uang rupiah (IDN Times/Shemi)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah tak dapat melanjutkan tren positif terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Kurs rupiah dibuka melemah 17 poin atau 0,12 persen ke level Rp14.330 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Kamis (5/8/2021).

Melansir Bloomberg, hingga pukul 09.30 WIB, kurs rupiah masih belum beranjak dari posisi pada saat pembukaan perdagangan.

Sebelumnya pada penutupan perdagangan Rabu (4/8/2021) sore, kurs rupiah ditutup menguat 29 poin atau 0,21 persen ke level Rp14.313 per dolar AS.

Baca Juga: Investor Menanti Rilis Data Penting, Rupiah Menguat 29 Poin

1. Kurs rupiah berpotensi melemah sepanjang hari

Ilustrasi Grafik Penurunan (IDN Times/Arief Rahmat)

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa melemah sepanjang hari.

Faktor yang menyebabkan terjadinya pelemahan tersebut adalah pernyataan pejabat The Fed tadi malam terkait kemungkinan tapering.

"Tadi malam, dalam suatu acara daring di AS, Wakil Gubernur The Fed, Richard Clarida mengungkapkan peluang tapering akan terjadi di akhir tahun. Tapering ini akan mengurangi likuiditas sehingga bisa mendorong penguatan dolar AS," tutur Ariston kepada IDN Times, Kamis pagi.

Sementara itu, kekhawatiran pasar soal kasus COVID-19 juga masih dapat menjadi penekan signifikan, bukan hanya bagi rupiah, melainkan nilai tukar negara berkembang lainnya.

2. Laporan PDB kuartal II bisa menahan laju pelemahan rupiah

Ilustrasi Kurs Rupiah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kendati begitu, laju pelemahan rupiah terhadap dolar AS bisa sedikit ditahan oleh laporan produk domestik bruto (PDB) domestik kuartal II-2021 yang rencananya akan dirilis hari ini.

"Di sisi lain, bila data PDB kuartal kedua Indonesia melebihi ekspektasi ekonom 6,5 persen yoy, ini bisa menahan laju pelemahan rupiah hari ini," ujar Ariston.

Baca Juga: Ekonom Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2021 Tak Capai 7 Persen

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya