TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Investasi Rp33 Triliun, Bahlil: Bukti Tidak Ada Negara Favorit

Investasi asing di Indonesia terbuka dari negara manapun

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam Webinar HUT ke-7 IDN Times #7agaSemangat "Investor Lokal Anak Kandung yang Perlu Didukung" pada Selasa (15/6/2021). (IDN Times/Besse Fadhilah)

Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, memastikan pemerintah tidak pilih kasih dalam menerima investasi asing yang masuk ke Indonesia.

Bahlil menyampaikan, tidak ada satu negara pun yang jadi favorit dibandingkan negara lainnya untuk bisa menanamkan uangnya di Tanah Air.

Hal tersebut disampaikan Bahlil menyusul investasi Air Products, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang fokus pada industri gas untuk gasifikasi batu bara menjadi DME di Indonesia

"Investasi Air Products ini full dari Amerika, bukan dari Korea, bukan dari Jepang, juga bukan dari China. Jadi sekaligus penyampaian bahwa tidak benar kalau ada pemahaman negara ini hanya fokus investasi satu negara, ini buktinya kami buat perimbangan," kata Bahlil, dalam sambutan Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara menjadi Dimetil Eter (DME), Senin (24/1/2022).

Baca Juga: Jokowi Groundbreaking Hilirisasi Batu Bara hingga Bagi BLT di Sumsel

1. Air Products investasi Rp33 triliun

Ilustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Bahlil menambahkan, Air Products berencana melakukan investasi DME di Indonesia dengan nilai lebih dari Rp30 triliun.

Realisasi investasi tersebut merupakan kelanjutan dari penandatangan kesepakatan antara PT Pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan Air Products sebesar 15 miliar dolar AS pada November 2021 silam.

Adapun investasi Air Products pada gasifikasi batu bara tersebut masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun.

"Kami sampaikan bahwa realisasi investasi ini sebesar Rp33 triliun. Waktunya seharusnya 36 bulan, tapi kami rapat dengan Air Products kami minta 30 bulan," kata Bahlil.

2. Investasi Air Products terbesar kedua dari AS di Indonesia

Ilustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Bahlil menambahkan, realisasi investasi Air Products tersebut menjadi kedua terbesar dari AS setelah Freeport di Papua.

"Amerika investasinya cukup gede, pak. Ini investasi kedua terbesar setelah Freeport untuk tahun ini," kata dia.

Baca Juga: Pasokan Batu Bara Aman, Gak Perlu Khawatir Mati Listrik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya