Asosiasi Petani Keluhkan Kampanye Negatif pada Sawit dan Tembakau
Sawit dan tembakau punya kontribusi besar buat perekonomian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sawit dan tembakau menjadi dua jenis komoditas yang kerap mendapatkan kampanye negatif. Padahal dua komoditas itu telah memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Hal tersebut pun dinilai Ketua DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Manurung memberikan dampak terhadap serapan panen para petani.
"Kampanye negatif terhadap sawit yang dilakukan LSM itu mengakibatkan citra minyak kelapa sawit mentah/crude palm oil (CPO) negatif di mata dunia. Itu kan bisa bikin negara lain membatalkan pesanan dan akhirnya penyerapan pabrik dari petani juga pasti akan berkurang," papar Gulat dalam keterangannya kepada awak media, Kamis (24/11/2022).
Gulat meyakini, aksi kampanye negatif tersebut memiliki motif perdagangan internasional. Menurutnya ada pihak yang ingin merebut pasar minyak sawit Indonesia mengingat Indonesia menguasai 52 persen pasar minyak sawit dunia.
Baca Juga: Perusahaan Migor Buka-bukaan Luas Lahan Sawit yang Mereka Kuasai
1. Tekanan memengaruhi kesejahteraan petani
Di sisi lain, tekanan terhadap industri sawit memiliki dampak bagi kesejahteraan para petani sebab di Indonesia mayoritas perkebunan sawit justru dimiliki oleh petani swadaya.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, jumlah petani sawit di Indonesia mencapai 2,74 juta kepala keluarga. Sementara kontribusi industri ini mencapai 13,50 persen terhadap kinerja ekspor non-migas. Adapun pada 2021 Indonesia berhasil mengekspor 34,2 juta ton sawit.
"Serapan dari industri selama tiga bulan terakhir sudah bagus karena ekspor sudah kembali normal. Artinya stok dalam negeri dengan serapan untuk ekspor sudah berada pada titik normal. Akibatnya tentu serapan TBS petani kan bagus," ucap Gulat.
Baca Juga: Risau Resesi, Petani Tembakau Minta Pemerintah Gak Naikkan Cukai